JAKARTA, Kabarberita.id – Dua orang mantan jurnalis, yakni Isyana Bagoes Oka dan Andy Budiman, mendaftar sebagai calon anggota legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Jakarta, Jumat.
“Kehadiran Isyana dan Andy dengan latar belakang jurnalis di PSI semakin memperkuat citra keterbukaan partai,” kata Ketua Umum PSI Grace Natalie di Jakarta, Jumat.
Grace yang juga mantan jurnalis mengaku telah mengenal keduanya saat masih menjadi jurnalis televisi. Menurut Grace, seorang jurnalis memiliki banyak modal untuk berkontribusi besar sebagai wakil rakyat.
“Karena sebagai wartawan, kami ditempa untuk terbiasa bersikap kritis, punya daya juang di lapangan, adaptif dengan keadaan, dan ditempa untuk punya wawasan yang luas karena liputan yang selalu berbeda-beda,” ujar Grace.
Selain itu, kemampuan berbicara dengan seluruh lapisan masyarakat yang dimiliki jurnalis akan menjadi modal besar untuk lebih sensitif dalam mendengarkan aspirasi konstituen.
Grace berharap ada lebih banyak jurnalis yang mengikuti jejak Isyana dan Andy untuk masuk ke dunia politik.
Isyana yang juga merupakan Ketua DPP PSI menyatakan dirinya terjun ke dunia politik praktis lantaran resah akan maraknya korupsi dan intoleransi yang terjadi di Indonesia.
Ia merasa sudah saatnya anak-anak muda berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan.
“Pada awalnya, ada begitu banyak orang yang mencemooh, menertawakan, bahkan memandang sebelah mata apa yang kami lakukan. Tapi ternyata, pada saat verifikasi Kementerian Hukum dan HAM, anak-anak muda dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam PSI membuktikan bahwa PSI bisa lolos verifikasi,” tutur Isyana.
Isyana telah malang-melintang di dunia jurnalistik televisi. Ia sempat menjadi presenter berita di Trans TV, TV7, RCTI, dan Metro TV.
Beberapa tokoh dunia, seperti Sekjen PBB Kofi Annan dan Hillary Clinton pernah diwawancarai Isyana.
Isyana yang lahir di Jakarta, 13 September 1980, tumbuh dalam keluarga berlatar belakang agama dan etnik yang beragam.
Neneknya, Gedong Bagoes Oka, merupakan tokoh pejuang kerukunan antar umat beragama.
Sedangkan Andy Budiman dikenal sebagai jurnalis sekaligus aktivis pejuang kebebasan berekspresi.
Andy pernah menjadi redaktur Deutsche Welle, lembaga berita publik Jerman, kala itu dia sempat memperoleh penghargaan sebagai salah satu karyawan terbaik di tahun 2012.
Lahir di Bandar Lampung, 25 Juli 1973, Andy sempat aktif sebagai Pengurus Pusat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) selama dua periode. Ia juga tercatat mendirikan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK), sebuah organisasi yang memberikan pelatihan dan penghargaan pada wartawan yang protoleransi.
Senada dengan Isyana, Andy juga merasa bahwa sudah saatnya kaum profesional masuk ke politik untuk memperbaiki keadaan.
“Para profesional harusnya masuk ke dunia politik untuk memperbaiki keadaan karena mereka lah orang yang paling punya kompetensi dan mengerti persoalan dan bisa mengatasi tugas-tugas mereka secara profesional. Saya ingin menjadikan politik sebagai sebuah tugas profesional,” kata mantan jurnalis yang pernah meraih Jefferson Fellowship itu.