Jakarta, KabarBerita.id — Juru bicara Kantor Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov mengatakan Kremlin saat ini tengah menganalisa dokumen rahasia Amerika Serikat yang bocor hingga menggemparkan intelijen Washington.
“Fokus kami adalah memeriksa data ini secara menyeluruh, sambil juga menilai secara kritis keasliannya, namun untuk juga mempelajarinya dengan cermat,” kata Peskov dalam konferensi pers, Jumat (14/4).
Peskov mengatakan unit satuan khusus Rusia merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk memeriksa data-data bocor tersebut. Pernyataan itu disampaikan saat ia ditanya mengenai apakah ada informasi yang bisa mengancam keamanan Kremlin.
Dalam kesempatan itu, Peskov turut berkomentar soal Jack Teixeira, tersangka penyebar dokumen rahasia itu. Menurutnya, penahanan Teixeira adalah “hak prerogatif satuan khusus AS.”
Intelijen AS dibuat gempar setelah dokumen berlabel “Rahasia” dan “Sangat Rahasia” diduga milik Kementerian Pertahanan alias Pentagon bocor di jagat maya.
Kebocoran itu disebut-sebut sebagai peretasan keamanan paling serius sejak insiden lebih dari 700 ribu dokumen Washington muncul di WikiLeaks pada 2013 silam.
Insiden kali ini merebak sejak bulan lalu, ketika berlembar-lembar dokumen itu beredar di sejumlah situs, mulai dari Discord dan 4Chan.
Namun dokumen-dokumen ini baru menjadi sorotan setelah media AS memberitakan mengenai kebocoran tersebut dalam pemberitaan beberapa waktu lalu.
Kebocoran ini sendiri menyulut amarah sejumlah negara yang berkaitan dengan dokumen-dokumen rahasia itu, termasuk Ukraina.
Salah satu dokumen yang bocor mengungkap detail perang antara Rusia dan Ukraina. Pejabat senior Ukraina menyebut dokumen itu mengungkap informasi yang selama ini mereka rahasiakan dari Rusia.
“Soal kerentanan terkait kekurangan amunisi dan data medan perang,” demikian kutipan dokumen itu.
Sejumlah besar dokumen sensitif itu juga memberikan penilaian soal kesiapan dan korban pertempuran Rusia-Ukraina, jadwal untuk pelatihan dan pengiriman peralatan, serta informasi taktis lainnya.
Pada Kamis (13/4), Biro Penyelidikan Federal (FBI) akhirnya menangkap Teixeira, pria 21 tahun yang merupakan gamer dan anggota Massachusetts Air National Guard di bawah Angkatan Udara AS.
Teixeira ditangkap terkait dugaan pengambilan dan penyebaran informasi rahasia pertahanan nasional secara ilegal.
Berdasarkan rencana, Teixeira bakal diadili di Boston pada hari ini, Jumat (14/4) waktu setempat.