Bali, KabarBerita.id — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) akan mengevaluasi status awas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, mencermati perkembangan energi kegempaan gunungapi itu sejak beberapa hari terakhir yang menunjukkan penurunan.
“Terhadap status awas ini mungkin ada evaluasi karena sedikit ada penurunan energinya. Kami harap sudah ada kesimpulan nanti sore berdasarkan tingkat aktivitasnya mau tetap awas atau akan turun,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi PVMBG Gede Suantika ketika menghadiri peluncuran aplikasi peringatan dini dalam jaringan oleh Mabes Polri di Amlapura, Karangasem, Bali, Jumat (20/10).
Penentuan status gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu akan dibahas dalam rapat teknis PVMBG, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan instansi terkait lainnya.
Gede Suantika menyebutkan bahwa energi kegempaan gunungapi itu sudah menurun jika dibandingkan ketika saat pertama kali Gunung Agung ditetapkan status awas pada 22 September 2017.
Meski demikian tingkat kegempaan hingga saat ini masih berfluktuasi dengan rata-rata gempa dalam mencapai 500-600 kali per hari, gempa dangkal 300 kali dan tektonik lokal sebanyak 60 kali per hari di sekitar Gunung Agung serta beberapa kali gempa yang dirasakan dengan skala rata-rata di bawah 3.0 pada skala Richter.
Gede Suantika melanjutkan berdasarkan data dari Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) tekanan magma berada pada kisaran 5-10 kilometer di bawah Gunung Agung.
Sedangkan gempa, lanjut dia, hingga saat ini belum ada migrasi atau perpindahan aktivitas yang persis berada di bawah Gunung Agung.