Jakarta, KabarBerita.id — Stres diam-diam dapat berkontribusi pada sakit-penyakit yang Anda alami. Ahli berkata ada satu cara ampuh menurunkan stres yakni aktivitas fisik. Bagaimana bisa?
Richard Scrivener seorang pelatih fisik mengatakan pada dasarnya stres itu tidak buruk. Stres jangka pendek terbilang sehat. Namun stres bisa jadi tidak menyehatkan saat terjadi jangka panjang.
“Jika stres berlanjut, terutama pada individu yang lebih tua atau tidak sehat, efek jangka panjang dari respons terhadap stres dapat menyebabkan masalah kesehatan yang signifikan,” kata Scrivener.
Apa yang terjadi pada tubuh saat stres?
Stres secara fisik atau emosional membuat tubuh pasang mode ‘fight or flight’ alias lawan atau kabur. Kortisol terlepas ke sistem dan memberi sinyal pada tubuh untuk melepas glukosa yang berfungsi untuk memberikan tenaga pada otot sehingga tubuh siap untuk melawan atau melarikan diri.
Serbuan kortisol bakal bikin detak jantung meningkat, napas cepat, pusing sampai mual. Saat konflik atau sumber stres hilang, kadar kortisol menurun. Namun pada kasus stres kronis, kadarnya bakal tetap tinggi.
Kadar kortisol tinggi dalam jangka panjang bisa memicu penyakit kardiovaskular, diabetes, dan masalah pencernaan kronis. Selain itu, stres juga berkontribusi pada kecemasan, perasaan sangat sensitif, kurang tidur juga mengarah pada penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Akan tetapi, ada satu cara untuk mengurangi stres dan terbukti ampuh yakni aktivitas fisik.
Aktivitas fisik atau olahraga memang tidak menghilangkan penyebab stres. Namun psikolog klinis Karmel Choi menilai ini sangat efektif untuk mengelola stres psikologis.
“Olahraga tidak menghilangkan penyebab stres, tetapi dapat meningkatkan suasana hati, mengurangi ketegangan, dan meningkatkan kualitas tidur – yang semuanya dipengaruhi oleh stres – dan pada akhirnya ini dapat mendukung orang untuk menghadapi tantangan mereka dengan cara yang lebih seimbang,” katanya.
Bergeraklah! Pesannya singkat tapi memang bergerak bakal melepas hormon endorfin yang menimbulkan rasa nyaman sekaligus memerangi aliran kortisol.
Di samping menghasilkan hormon rasa nyaman, pekerja sosial klinis Jessica Honig kerap menyampaikan pada klien bahwa aktivitas fisik bisa memberikan jeda pada pikiran.
“Ini juga salah satu cara terbaik untuk berhenti sejenak, untuk memecah atau menghidupkan kembali energi dari pola pikir yang berputar-putar dan tidak produktif,” jelasnya.
Kemudian apa aktivitas fisik terbaik untuk menurunkan stres?
Penelitian menunjukkan aktivitas aerobik seperti berenang, berlari, menari, dan tinju mungkin paling efisien melepas endorfin. Namun ternyata aktivitas fisik yang lembut sekalipun juga berhasil seperti yoga, latihan kekuatan, dan jalan kaki.
“Apa yang kami lihat dari data adalah Anda sebenarnya perlu bergerak lebih sedikit dari pedoman yang direkomendasikan untuk melihat efek positif pada suasana hati,” ujar Choi.
Mengganti jenis aktivitas fisik tidak jadi soal. Stres setiap minggu bahkan setiap hari selalu berubah. Akan sangat membantu jika melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan suasana hati.