Jakarta, KabarBerita.id — Deforestasi atau kerusakan hutan Amazon Brasil dan sabana Cerrado tembus rekor tertinggi pada Februari 2023 kemarin.
Informasi itu disampaikan oleh pemerintah Brasil. Informasi disampaikan berdasarkan hasil pantauan satelit yang menunjukkan kerusakan tutupan hutan seluas 322 kilometer persegi di Amazon.
Dikutip AFP, Sabtu (11/3), angka itu naik 62 persen jika dibandingkan rekor kerusakan sebelumnya yang terjadi pada Februari 2022 lalu.
Di Cerrado, savana tropis dengan keanekaragaman hayati di selatan Amazon, satelit mengidentifikasi kerusakan seluas 558 kilometer persegi pada Februari kemarin, naik 99 persen dari Februari 2022 dan hampir dua kali lipat rekor sebelumnya seluas 283 kilometer persegi yang terjadi pada Februari 2020.
Angka-angka itu tidak mengejutkan. Maklum penggundulan hutan Amazon telah memecahkan rekor pada Februari meski perhitungan hanya dilakukan dalam waktu 17 hari.
Kantor Kepresidenan dan Kementerian Lingkungan Brasil yang diminta tanggapan mereka atas masalah tersebut sampai sekarang belum menanggapinya.
Amazon, hutan dengan jumlah pohon ratusan miliar selama ini dianggap sebagai penyerap karbon dan pelindung bumi dari dampak pemanasan global.
Tapi hutan itu telah mengalami kerusakan parah, termasuk pada saat Brasil dipimpin oleh Jair Bolsonaro.
Jair Bolsonaro berusaha membalikkan kerusakan lingkungan yang melonjak akibat perusakan hutan tersebut.
Sejak menjabat, Lula dan Menteri Lingkungan yang dihormati Marina Silva telah bergerak untuk membangun kembali badan perlindungan lingkungan Brasil, meluncurkan kembali rencana aksi nasional untuk melindungi hutan hujan dan mendapatkan donor internasional untuk menghidupkan kembali Dana Amazon, yang mencakup lebih dari US$580 juta untuk operasi anti-deforestasi.
Upaya tersebut membuahkan hasil. Deforestasi di Amazon Brasil turun 61 persen pada Januari, bulan pertama mereka menjabat.