Sukabumi, KabarBerita.id — Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, mengapresiasi berbagai karya inovasi dan prestasi yang digulirkan oleh Pondok Pesantren (Ponpes) Dzikir Al-Fath Sukabumi. Pasalnya, di Ponpes tersebut, semangatnya bukan hanya sekedar mengaji saja. Melainkan, santri juga diajakarkan untuk berwirausaha mandiri.
“Dalam Ponpes ini, bukan hanya ilmu ngaji saja yang diajarkan, melainkan diberikan pemahaman tentang wirausaha mandiri dan prinsip diri,” ujar Fahmi, usai menghadiri milad Ponpes Dzikir Alfath ke-13, di Ponpes Dzikir Alfath Sukabumi, Sabtu (28/1).
Bahkan sebagai bukti, kata Fahmi, bertepatan dengan milad ini, Ponpes Al-Fath, juga melaunching coaching factory bohlam. Hal tersebut tentu saja, salah satu bentuk bagaimana para santri diajarkan memiliki jiwa berwirausaha.
“Coaching factory bohlam yang barusan saya resmikan juga, salah satu bagaimana sekolah menciptakan lapangan kerja baru, dengan berbagai keterampilan yang dilakukan oleh para siswa maupun santrinya, tentu saja ini perlu dimasifkan,” katanya.
Dengan begitu, lanjut Fahmi, para santri nantinya memiliki entrepreneurship atau kemandirian yakni santri jadi ulama yang pengusaha.”Hasilnya, bagaimana kemandirian santri dalam memperkuat ekonomi ponpes,” ucapnya.
Sementara itu, Pimpinan Ponpes Dzikir Al-Fath Sukabumi, KH. Fajar Laksana mengungkapkan, Coaching factory ini, merupakan bentuk kerjasama dengan dunia usaha dan industri yang dipadukan dnegan program Kuliah Sambil Bekerja (KSB) yang sudah 15 tahun menjadi program unggulan Ponpes Al-Fath. Saat ini, coaching factory ini bekerjasama dengan pabrik bohlam. Dimana, kata Fajar, para santri disini yang akan merakit bohlam tersebut.
“Jadi, sumber daya manusianya doleh para santri, dengan upah yang bisa didapat minimal sekitar Rp500 ribu per bulan,” ujarnya.
Sehingga dengan hasil dari itu, sambung Fajar, para santri akan sanggup untuk membiayai pendidikanya, terutama jenjang Perguruan Tinggi di STIMIK AL-Fath.”Semua kebutuhan santri mulai dari mondok, makan, dan kuliah hasil dari KSB,” ucapnya.
Fajar melanjutkan, KSB itu dimana siswa terebut ditempatkan di salah satu usaha yang dimiliki oleh Ponpes Dzikir Al- Fath. Dan penghasilannya selain ditabung, juga sebagian untuk membiayai kuliah. Apalagi, saat ini siring dengan digulirkanyan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang sudah disetujui oleh pemerintah.
“Makanya, kita harus kreatif membuka usaha dengan membuat home industri. Dengan begitu pabrik yang bekerjasama dengan kita tidak usah memikirkan tempat atau pabrik, karena semuanya sudah kami siapkan. Dan itu kecerdasan pengusaha juga, selain mengurangi tenaga kerja dan membuat pabrik baru, lebih baik dengan konsep seperti ini,” katanya.
Saat ini bukan hanya bohlam saja Ponpes Dzikir Al-Fath yang di lakukan dalam dunia usaha, namun jenis usaha lainya saat ini tengah berjalan. Diantaranya, pabrik tahu, sendal, integrated farm, grosir, konveksi, dan bekerjasama dengan 20 unit perusahaan.
“Alhamdulillah, selama dalam kurun waktu 15 tahun program KSB ini sudah banyak bekerjasama dengan berbagai perusahaan dan menciptakan usaha sendiri,” pungkasnya.