Jakarta, KabarBerita.id — Media sosial tengah ramai dengan kabar viral soal kuliner nasi minyak. Seporsi nasi bebek dengan minyak berlimpah ini bikin banyak orang tergiur.
Nasi minyak sebenarnya merupakan nama yang disematkan pada sajian nasi ayam atau bebek lengkap dengan lalapan dan sambal yang hadir di Surabaya, Jawa Timur. Kehadiran minyak berlimpah jadi salah satu hal yang bikin sajian ini seolah istimewa.
Betapa tidak, daging bebek di sini disajikan dengan bumbu kuning yang disiram minyak panas. Tak ketinggalan juga dengan sambalnya disiram dengan minyak panas.
Belum selesai elemen minyak pada sajian ini. Ada juga kol yang disajikan dengan digoreng. Semua serba minyak.
Jika dilihat sajian ini memang menggiurkan. Tapi jika disadari lebih jauh, sajian kaya minyak ini justru menimbulkan risiko kesehatan.
Bukan rahasia lagi, minyak yang telah dipanaskan mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi. Terlalu banyak asupan minyak bisa memicu kondisi dislipidemia.
Dislipidemia adalah kondisi saat kadar lipid (lemak) dalam darah tidak normal.
Hiperlipidemia jadi salah satu jenis dislipidemia yang paling umum. Biasanya kondisi ini ditandai dengan kadar kolesterol total, kolesterol jahat, kolesterol baik, dan trigliserida yang meningkat.
Mengutip Medical News Today, jika tak ditangani, dislipidemia bisa memicu berbagai masalah kronis seperti penyakit jantung dan stroke.
Mengutip Healthline, beberapa kebiasaan bisa memicu dislipidemia. Konsumsi pangan tinggi lemak trans dan lemak jenuh jadi salah satu penyebabnya.
Selain konsumsi lemak, kebiasaan lain seperti merokok, gaya hidup sedenter, dan minuman beralkohol juga turut berkontribusi terhadap munculnya dislipidemia.
Gejala dislipidemia
Orang kerap tidak sadar mengalami dislipidemia, kecuali jika sudah parah. Biasanya, dislipidemia bisa dideteksi hanya melalui tes darah rutin.
Dislipidemia yang sudah parah akan mengarah pada masalah kesehatan seperti coronary artery disease (CAD) dan peripheral artery disease (PAD). Keduanya bisa memicu komplikasi termasuk serangan jantung dan stroke.
CAD dan PAD umumnya menimbulkan sejumlah gejala yakni sebagai berikut:
nyeri kaki, terutama saat berjalan atau berdiri;
Nyeri dada;
napas pendek dan sensasi tegang di dada;
nyeri, tegang, atau tekanan pada leher, rahang, pundak dan punggung;
masalah pencernaan dan heartburn,
masalah tidur dan kelelahan sepanjang hari,
kepala pening,
palpitasi jantung (degup jantung kencang),
keringat dingin,
mual dan muntah,
bengkak pada kaki, tungkai, telapak kaki, perut, dan pembuluh pada leher,
kehilangan kesadaran.