Jakarta, KabarBerita.id — Pilot Yeti Airlines ATR 75 disebut tak melaporkan tanda-tanda bahaya sebelum pesawat yang ia terbangkan mengalami kecelakaan di Nepal pada Minggu (15/1) lalu.
Juru bicara Yeti Airlines, Anup Joshi mengatakan tak ada laporan masalah saat pesawat itu terbang.
Menurut Joshi laporan yang masuk hanya pilot meminta mengubah area pendaratan dari landasan pacu tiga ke landasan pacu satu di bandara Pokhara.
Joshi mengatakan kecelakaan terjadi 15 hari setelah bandara Pokhara baru saja dibuka untuk bisnis.
Penerbangan Yeti Airlines yang membawa 72 orang itu mengalami kecelakaan pada Minggu.
Pesawat Yeti Airlines mulanya terbang dari Kathmandu menuju Pokhara. Di tengah perjalanan, pesawat menabrak tebing jurang yang terletak di antara bandara lokal Pokhara dan bandara internasional baru.
Tak lama setelah berita kecelakaan itu muncul, pasukan Angkatan Darat Nepal dan berbagai departemen kepolisian dikerahkan ke lokasi.
Di tengah pencarian korban, tim telah menemukan kotak hitam Yeti Airlines pada Senin.
Hingga kini setidaknya 70 jasad juga sudah ditemukan.
Menurut pejabat bandara, 48 jenazah dibawa ke Ibu Kota Nepal, Kathmandu. Beberapa dikirim ke rumah sakit dan sementara 22 lainnya diserahkan ke keluarga.
Dengan jumlah korban begitu tinggi, kecelakaan pesawat ini menjadi yang terparah dalam 30 tahun terakhir.