Jakarta, KabarBerita.id — Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol menantang balik pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un usai aksi peluncuran sejumlah drone ke teritorial Negeri Ginseng pada awal pekan ini.
Seruan itu muncul saat Yoon menggelar rapat mendadak di Kantor Kepresidenan Korsel, pada Rabu (28/12).
“Kita harus menekan dan membalas setiap provokasi Korea Utara. Itu merupakan cara yang paling ampuh untuk mencegah provokasi,” ujar Sekretaris Presiden Korsel, Kim Eun Hye yang mengutip pernyataan Yoon seperti dilansir Reuters.
“Kita tak boleh takut atau ragu karena Korea Utara memiliki senjata nuklir,” imbuhnya.
Kantor berita Yonhap memberitakan pada Rabu ini Yoon memberikan instruksi menanggapi ancaman provokasi Korut itu dalam pertemuan tak terjadwal dengan anggota Kantor Kepresidenan dan Kantor Keamanan Nasional.
Untuk pertemuan mendadak itu, Yoon pun disebutkan membatalkan acara makan siang yang sudah terjadwal sebelumnya.
Pada hari yang sama di hadapan parlemen, Menteri Pertahanan Korsel Lee Jong Sup mengatakan Yoon meminta militer negara itu mengirim drone ke Korut sebagai balasan serangan Pyongyang.
Mereka juga tak mempermasalahkan jika konflik meningkat.
“Bahkan jika itu berarti mempertaruhkan eskalasi,” ujar Lee di depan anggota parlemen di Seoul.
Selain itu, Kementerian Pertahanan Korsel mengumumkan rencana anggaran pertahanan hingga 560 miliar won atau sekitar Rp6,9 triliun untuk lima tahun ke depan.
Rencana anggaran itu juga termasuk untuk drone, mengembangkan senjata laser udara dan sinyal jammer.
Peringatan Yoon muncul usai Korut mengirim setidaknya lima drone ke Korsel pada Senin lalu.
Pejabat pertahanan Korsel Lee Seung Oh mengatakan empat drone terbang di sekitar Pulau Ganghwa dan satu yang lain terbang di wilayah udara utara ibu kota Seoul.
“Ini merupakan provokasi nyata dan merupakan invasi wilayah udara kami oleh Korut,” kata Lee Seung seperti dikutip CNN.
Seoul kemudian membalas dengan mengerahkan jet tempur, helikopter, drone hingga tembakan peringatan. Lee mengatakan senjata itu mengintai hingga merekam instalasi militer Korut.
Sementara itu di Korut, pada pekan ini pemimpin negara tersebut, Kim Jong un mengadakan pleno untuk mengarahkan militernya pada 2023 mendatang.
Mengutip dari AFP, tak hanya soal pertahanan, dalam rapat tersebut, Kim dan pejabat senior partai memaparkan sederet tujuan Korut di bidang diplomasi, keamanan, dan ekonomi.
“[Kim] menetapkan tujuan utama baru untuk memperkuat kemampuan pertahanan mandiri yang akan ditekan untuk tahun 2023,” demikian laporan media pemerintah Korut, KCNA, Rabu (28/12).
KCNA menambahkan bahwa Kim juga menggarisbawahi ‘orientasi perjuangan melawan musuh’ yang harus dipatuhi setiap anggota Partai Buruh Korea (PBK).
Rapat itu juga memaparkan laporan analisis dan penilaian situasi tantangan baru di semenanjung Korea menyusul ketegangan yang meningkat antara Korut dan Korea Selatan.
Rapat pleno akhir tahunan Korut biasanya mengungkap prioritas negara di dalam maupun luar negeri untuk tahun depan.
Sepanjang 2022 Korut kerap melakukan provokasi. Mereka meluncurkan rudal termasuk uji coba rudal antarbenua (intercontinental ballistic missile /ICBM).
Pyongyang juga meningkatkan ‘serangan’ terhadap Seoul. Di tahun ini, mereka menembakkan rudal dan jatuh di zona penyangga kedua negara.