Bekasi, KabarBerita.id — BKKBN menggelar kembali aksi Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana bersama mitra kerja di Provinsi Jawa Barat. Kini acara sosialisasi pencegahan stunting hadir di Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Hadir sebagai narasumber Anggota Komisi IX DPR RI Dr Kurniasih Mufidayati, Perwakilan Dinas PPAP Jakarta Timur Bd Mulyani, Konsultan Ahli KSPK BKKBN Pusat Dr Hernalom Gultom, Sabtu (10/12/2022).
Pada kesempatan tersebut, Hernalom mengajak warga khususnya di Kota Bekasi agar bersama-sama melakukan deteksi dini anak stunting atau gizi buruk.
Menurutnya, stunting harus ditangani sejak dini yaitu melalui pemberian pemahaman yang baik terhadap perbaikan pola makan dan pola asuh kepada orang tua, remaja putri sebagai calon ibu, dan calon pengantin tentang penting nya gizi yang harus dipersiapkan sebelum pra konsepsi serta pemantauan ibu hamil sampai pasca persalinan guna memonitor kehamilan yang sehat.
“Perubahan aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan balita. Edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu yang dapat memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta ruitn memeriksakan kandungan selama kehamilan, bersalin di fasilitas kesehatan, inisiasi menyusu dini (IMD) dan memberikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan,” ujar Hernalom.
Selain itu, untuk pemantauan secara berkala dengan membawa buah hati ke Posyandu setiap bulan. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah dengan memberikan hak anak untuk mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya yaitu melalui imunisasi lengkap, dalam hal ini pemerintah menjamin ketersediaan stok imunisasi dan keamanannya.
“Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya dengan mengunjungi Posyandu atau Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi tersebut,” ujar dia.
Kegiatan posyandu merupakan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan lokus RW atau RT, artinya mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang mebutuhkan sekaligus bentuk pemantauan dan pencegahan penyakit yang berkembang di masyarakat.
“Di posyandu lah evaluasi kesehatan baduta,balita dan lansia dapat termonitor secara baik sehingga kesehatan masyarakat dapat terpelihara dan percepatan penurunan stunting dapat terkendali melalui pendekatan kepada kelompok sasaran keluarga beresiko stunting,” papar dia.