Jakarta, KabarBerita.id — Indonesian American Presbyterian Church (IAPC) menggelar peribadatan Natal 2022 dengan meriah dan penuh suka cita di Maryland, Amerika Serikat, Minggu (25/12).
IAPC adalah gereja yang bekerja sama dengan Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB). Selama 20 tahun lebih, gereja ini melayani kebaktian atau ibadah lain di Maryland, AS.
Dalam proses ibadah Natal kali ini, riuh angklung mengalun menembangkan kidung “O Holy Night.” Ini sekaligus menjadi cara memperkenalkan Batik dan tenun Indonesia.
Peribadatan menjadi khusyuk dan syahdu, terutama saat penyalaan lilin pengucapan syukur untuk kelahiran Yesus. Lagu “Malam Kudus” mengingatkan malam kelahiran Yesus larut dalam nuansa khas Natal Indonesia.
Pendeta dari Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Romy Pelupessy menyampaikan pesan Natal yang memukau para jemaat.
Ia mengkhotbahkan filosofi dan kisah kelahiran Yesus dalam nuansa etnik Indonesia melalui tiga fragmen keindahan gambar dan corak kain tenun serta batik.
“Bahwa berita Natai itu pun sudah disampaikan di masa lalu lewat keindahan kain tenun tradisional dan lukisan batik Indonesia,” kata Pendeta Romy dalam pernyataan resmi gereja itu, Minggu (25/12).
Tiga pesan natal tematik itu dihadirkan melalui A Sacred Wisdom of Batik Tiga Negeri dari Jawa dan Christmas Survival, A Sacred Wisdom of Tenun Gerinsing dari Bali and Christmas Hope, dan terakhir fragmen A Sacred Wisdom of Tenun Hinggi Kombu dari Sumba dan Christmas Love.
Menurut salah satu pemain angklung dan pengurus gereja IAPC, Penatua Isje Kansil, mengatakan ibadah dengan iringan angklung salah satu terobosan pertama untuk memperkenalkan musik tradisional asal RI.
“Bahwa musik angklung dapat dimainkan tak kalah syahdu dan indah dalam membawakan lagu-lagu klasik Natal sejak awal hingga akhir ibadah gereja,” tutur dia.
Para pemain angklung berasal dari Schweinhaut Angklung. Anggota komunitas itu terdiri dari para lansia, bukan orang Indonesia dan bukan penganut agama Kristen
Pelatih dan pemimpin di Schweinhaut Angklung, Ary Peach, mengatakan anggota komunitas ini berasal dari Washington DC. Ia juga mengatakan mereka sudah menguasai angklung dengan baik karena sudah latihan teratur setiap pekan.