Jakarta, KabarBerita.id — PSSI terus menyempurnakan filosofi sepak bola Indonesia atau Filanesia guna mencapai target lolos ke Piala Dunia 2034.
Saat ini PSSI tengah menyelenggarakan kegiatan workshop ‘Upgrade Filanesia’ di Hotel Mercuri, Jakarta Selatan. Kegiatan ini berlangsung mulai 6 Desember dan akan berakhir pada 19 Desember.
Setelah itu akan ada rapat pleno membahas masukan-masukan yang didapat selama workshop. Puncaknya pada 21 Desember perwakilan klub kasta tertinggi Belanda Feyenoord akan datang memberi masukan.
Sejak 6 Desember lalu secara maraton sejumlah pakar didatangkan PSSI. Tak hanya para pelatih Indonesia, mantan pemain, pelatih fisik, perwakilan perguruan tinggi, psikolog, hingga dokter diundang.
Filanesia yang diterbitkan PSSI pada 2017 ingin disempurnakan lagi. Karena itu banyak pakar diundang. Pada Jumat (16/12) giliran wartawan sepak bola nasional yang diminta memberi masukan.
Dalam diskusi tersebut hadir Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri dan dua pelatih sepak bola Indonesia, Emral Abus dan Mundari Karya. Ketiganya menjelaskan Filanesia kemudian meminta masukan tentang apa yang sudah didapat.
Indra mengatakan, mimpi besar PSSI lewat Filanesia adalah Timnas Indonesia lolos ke Piala Dunia 2034. Ini terdengar sangat berlebihan, tetapi dirasa masuk akal jika semua elemen bersatu padu.
“Bicara kurikulum [Filanesia] bicara penyiapan generasi, penyiapan pemain-pemain masa depan. Oleh karena itu ada program juga yang sudah kami sampaikan ke FIFA,” kata Indra seusai pertemuan, Jumat (16/12).
“Kita akan memulai program jangka panjang dari grassroot menuju Piala Dunia 2034. Jadi kita akan membina dengan kurikulum Filanesia dari anak-anak SD. Mereka yang akan kita siapkan secara bertahan,” ujar Indra.
Menurut Indra, ada lima elemen penting yang akan turut menentukan kesuksesan mimpi itu. Kelima elemen itu adalah infrastruktur, kurikulum, tenaga pelatih, pengembangan pemain, dan kompetisi.
Emral mengakui ini bukan perihal mudah, akan tetapi bukan hal mustahil. Jika semua elemen bersatu padu mewujudkan ambisi tersebut, lelaki yang disebut pelatihnya para pelatih ini percaya Piala Dunia 2034 akan tercapai.
Saat ini berdasarkan data federasi, saat ini tenaga pelatih di Indonesia baru sekitar tujuh ribuan. Dari jumlah itu hanya 20-an yang memiliki sertifikat kepelatihan dengan kualifikasi Pro AFC.
Jika dibanding Jepang, jumlahnya sangat kontras. Jepang disebut-sebut memiliki pelatih lebih dari 20 ribu. Karena itu PSSI ingin mengebut kursus lisensi pelatih D dan C untuk menyebarkan Filanesia.
“Pilot project dari Filanesia pertama bisa dilihat dari anak-anak Timnas Indonesia U-16. Itulah cara main yang dikembangkan dari Filanesia. Dan, Filanesia itu tidak akan berhenti di sini,” ucap Mundari.
Jika tidak ada kendala, Filanesia akan terus diperbarui dalam tempo empat tahun sekali. Ini menyesuaikan dengan penyelenggaraan Piala Dunia. Ilmu-ilmu baru sepak bola di Piala Dunia akan menjadi bahan kajiannya.