Jakarta, KabarBerita.id — Salah satu warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Shanghai, China mengungkapkan tidak ada pemberitaan soal demonstrasi tolak lockdown dan desak Presiden Xi Jinping mundur.
WNI mengatakan di media sosial China, salah satunya Douyin seperti Tik Tok tak ada pemberitaan apapun soal demo. Ia membaca laporan soal protes itu melalui Google.
Ia kemudian berujar, “Itu tidak ada sama sekali kalau melakukan pencarian nama protes di Shanghai atau nama jalan.”
Ia menerangkan bahwa warga di Shanghai mengetahui demo tersebut dari cuplikan video yang dibagikan di WeChat secara hati-hati.
Sesama warga asing juga saling berbagi informasi terkait kondisi di Shanghai.
Sebelumnya sejumlah warga menggelar demo di jalan Urumqi, Shanghai, pada Minggu. Aksi ini berujung ricuh karena polisi dan massa terlibat bentrok.
Pada Minggu malam beberapa orang dilaporkan ditahan. Salah satu jurnalis media internasional, BBC juga sempat ditangkap dan mengalami kekerasan dari polisi China.
Pihak berwenang sempat menutup jalan usai demo ricuh. Namun saat pagi hari, mereka membuka kembali.
Demo di Urumqi berawal saat warga protes atas kematian 10 orang imbas kebakaran di Ibu Kota Provinsi, Xinjiang, pada Kamis pekan lalu.
Warga menilai banyak korban meninggal karena petugas terlambat tiba di lokasi karena terhambat lockdown yang terlalu ketat.
Sehari usai insiden itu, ratusan warga menggelar aksi protes di depan kantor pemerintahan Urumqi.
Berdasarkan video yang beredar, warga berkumpul menumpahkan amarah dengan meneriakkan slogan, “Cabut lockdown!”
Menanggapi demo tersebut, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Shanghai mengimbau supaya WNI tidak ikut aksi atau protes warga setempat terkait situasi pandemi atau masalah yang lain.