Jakarta, KabarBerita.id — Setelah dua dekade penantian, Anwar Ibrahim akhirnya resmi dilantik menjadi perdana menteri Malaysia pada hari Kamis (24/11).
Anwar mengucapkan sumpahnya sebagai perdana menteri di Istana Negara pada pukul 17.00 waktu setempat.
“Saya Anwar Ibrahim telah dilantik, menerima jabatan sebagai seorang perdana menteri. Saya dengan sesungguhnya bersumpah akan dengan jujur menjalankan kewajiban,” ujarnya.
Ia terpilih menjadi PM baru setelah drama di pemilihan umum yang berlangsung pada Sabtu lalu. Pemilu kali ini penuh drama karena tidak ada pemenang mutlak.
Berdasarkan hasil pemilu tidak ada satu pun partai atau koalisi yang memegang suara mayoritas.
Menurut konstitusi Malaysia, untuk membentuk kabinet batu, partai atau koalisi harus mengantongi 112 suara dari total 222 kursi parlemen. Pemegang mayoritas inilah yang berhak memberikan nama calon PM ke raja.
Pada pemilu pekan lalu, koalisi pimpinan Anwar, Pakatan Harapan (PH) meraih suara terbanyak dan mengamankan 82 kursi parlemen.
Sementara itu aliansi Muhyiddin Yassin, Perikatan Nasional (PN) mendapat 73 kursi.
Setelah bertemu dengan sejumlah tokoh politik, mulai dari koalisi Barisan Nasional hingga para sultan dari sembilan negara bagian, Raja Abdullah kemudian menunjuk Anwar menjadi PM.
Anwar pun resmi menjadi PM Malaysia setelah penantian dua dekade tepatnya sejak pertengahan medio 1990-an.
Nama Anwar mulai santer digaungkan menjadi perdana menteri sejak ia menjadi wakil PM di era pertama Mahathir Mohamad memimpin Negeri Jiran.
Akan tetapi karena adanya berbagai drama politik lantaran agenda reformasinya, Anwar justru malah menjadi musuh bebuyutan Mahathir.
Mahathir pun akhirnya menjebloskan Anwar ke penjara. Sempat bebas Anwar kembali merasakan dingin lantai hotel prodeo di masa pemerintahan Najib Razak.
Meski demikian Anwar tetap berjuang. Dari balik jeruji besi ia membentuk partai dan mengonsolidasi pembentukan koalisi Pakatan Harapan.
Pada 2018 ia menyatukan kekuatan dengan Mahathir untuk menumbangkan resim Najib. Saat itu Mahathir dan Anwar menyepakati perjanjian politik.
Mahathir akan menjadi PM terlebih dulu. Setelah dua tahun Mahathir bakal menyerahkan jabatannya kepada Anwar.
Namun, Mahathir tak kunjung menyerahkan kursinya kepada Anwar yang kemudian menimbulkan gonjang-ganjing politik. Mahathir akhirnya mundur pada 2020 yang membuat Anwar kembali tak berdaya.
Tak patah arang Anwar kembali mengikuti pemilu tahun ini. Meski sempat terjerumus dalam drama, Anwar akhirnya dilantik menjadi PM Malaysia.