Jakarta, KabarBerita.id — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menerima sejumlah keluhan dari personel yang terhambat melakukan evakuasi. Pasalnya banyak warga yang datang menonton di lokasi terdampak gempa Cianjur, Jawa Barat.
“Hari ini ada beberapa keluhan, pasukan evakuasi yang ribuan itu tidak bisa bergerak leluasa karena terhambat saat akan menuju sasaran,” ujar Kepala BNPB Suharyanto di Posko Tanggap Darurat, Kantor Bupati Cianjur, Rabu (23/11).
Ia melanjutkan, Banyak juga masyarakat di luar masyarakat terdampak yang datang dari luar kota, dari luar daerah yang terdampak masuk seolah-olah bencana ini menjadi tontonan.
Suharyanto menyebut BNPB telah berkoordinasi dengan Polisi dan TNI untuk mencegah gangguan dalam proses evakuasi terhadap masyarakat yang terdampak.
Diberitakan gempa berkekuatan magnitudo 5,6 telah mengguncang Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11) siang. Getaran gempa itu terasa hingga Jakarta dan sekitarnya.
Setidaknya ada 12 kecamatan terdampak gempa, yakni Kecamatan Cianjur, Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Warung Kondang, Kecamatan Gekbrong, Kecamatan Cugenang.
Kemudian Kecamatan Cilaku, Kecamatan Cibeber, Kecamatan Sukaresmi, Kecamatan Bojong Picung, Kecamatan Cikalong Kulon, Kecamatan Sukaluyu, dan Kecamatan Pacet.
Selain itu Bupati Cianjur Herman Suherman juga telah menetapkan masa tanggap darurat bencana alam gempa bumi selama 30 hari per Senin 21 November 2022.
Gempa Bumi mengguncang Cianjur memiliki kekuatan magnitudo 5,6 pada Senin (21/11). Gempa terjadi pada kedalaman 10 kilometer, dengan koordinat 6,84 Lintang Selatan-107.05 Bujur Timur.
Merujuk data BNPB per Rabu (23/11), jumlah korban jiwa yang tercatat mencapai 271 orang. Korban luka sebanyak 2.043.
Lalu ada 56.320 rumah rusak. Dari jumlah itu, 22.241 di antaranya rusak berat. Jumlah pengungsi sejauh ini mencapai 61.908 orang.