Presiden Korsel Marah Akibat Polisi Lalai Berujung Tragedi Itaewon

Jakarta, KabarBerita.id — Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol marah setelah mengetahui polisi lalai menangani laporan terkait tragedi pesta Halloween Itaewon.
Kepolisian disebut tidak segera mengambil tindakan ketika menerima 11 laporan tingkat bahaya kerumunan dalam festival Halloween di Distrik Itaewon pada akhir pekan lalu.

Salah satu staf presiden Korea Selatan mengatakan, malam Yoon menerima laporan panggilan ke hotline polisi saat kejadian. Ia kemudian meminta penyelidikan secara menyeluruh.

Badan kepolisian nasional juga mengungkapkan isi 11 panggilan darurat tersebut muncul sekitar empat jam sebelum bencana terjadi.

Dalam transkrip panggilan tersebut ada banyak penelpon yang mengatakan merasa seperti akan jatuh hingga meninggal.

Kepala polisi nasional Korsel Yoon Hee-keun
Kemudian meminta maaf terkait tanggapan polisi yang tidak cukup memadai. Ia berjanji akan melakukan pemeriksaan internal setelah tragedi tersebut.

Saat meminta maaf, Yoon bahkan membungkukkan badan di hadapan publik.

Serangkaian permintaan maaf juga muncul dari Menteri Dalam Negeri Lee Sang Min, Kepala Daerah Yongsan, dan Walikota Seoul Oh Se-Hoon.

Pejabat negara Korea Selatan beramai-ramai meminta maaf setelah muncul presiden menerima laporan terkait panggilan darurat. Akan tetapi salah satu pejabat menilai dua hal tersebut tidak berkaitan.

Saat ini Korea Selatan tengah berduka usai 156 orang meninggal dalam tragedi Itaewon.

Kejadian itu bermula ketika orang ramai-ramai memadati jalan yang menanjak. Kemudian ada orang yang jatuh dan menimpa massa di bawah.

Orang-orang kemudian panik dan para pengunjung saling injak.

Petugas berusaha keras menarik orang-orang keluar dari kerumunan. Namun, puluhan orang sudah terkapar dan mengalami henti jantung.

Hingga saat ini penyebab terjadinya insiden tersebut belum diketahui. Pihak berwenang juga masih melakukan penyelidikan dan berbagai macam spekulasi muncul terkait festival mematikan itu.

Korea Selatan juga dikritik banyak pihak karena tidak memiliki manajemen resiko penanganan terhadap kerumunan masa terutama ketika pesta halloween berlangsung setelah Pandemi Covid-19.

Tinggalkan Balasan