Jakarta, KabarBerita.id — Memori masa depan tidak bisa terjadi begitu saja merupakan akumulasi masa lampau yang sudah terekam dalam benak yang membutuhkan suatu perubahan. Oleh karena itu kenapa inspektur membutuhkan perhatian secara khusus jangan-jangan banyak para inspektur memori masa depannya terbatas.
“Memori masa depan itu sangat ditentukan oleh pengalaman masa lampau,” ungkap Gubernur Dr. H. Zulkieflimansyah, SE., M. Sc., saat memberikan sambutan pada Rakornas Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pemutakhiran Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Tahun 2022, bertempat di Hotel Merumatta Senggigi Lombok Barat, (31/10).
Diceritakan oleh Gubernur, dalam pengalaman JPS Gemilang. Ketika NTB tidak menggunakan cash/anggaran yang didistribusikan Pemerintah Pusat kepada masyarakat, melainkan mengganti langsung cash itu dengan produk lokal. Tetapi kadang-kadang asumsi para APH, Jaksa, Polisi BPK, BPKP langsung menganggap bahwa itu melanggar.
Padahal dalam teori ekonomi yang lebih maju diajarkan bagaimana memasukkan biaya pembelajaran. Karena tidak mungkin negara berkembang tanpa akumulasi kemampuan yang memadai menciptakan produk yang berkualitas,” jelasnya.
Lebih lanjut, Gubernur menggaungkan ide yang dicetuskan presiden tentang bela dan beli produk lokal karena kalau masih berpikir para Inspektur, APH membeli yang murah dengan indikator pembelian adalah harga. Maka selamanya UMKM lokal tidak akan maju-maju.
Tak lupa Gubernur menyampaikan selamat datang di NTB kepada para peserta inspektur seluruh Indonesia dalam acara Rakornas.
“Jangan berlama-lama dalam ruangan tapi bisa didiskusikan saat menikmati keindahan Gili Trawangan, Mandalika atau Sembalun dan lain sebagainya,” Ungkap Bang Zul sapaan akrab Gubernur.
Selanjutnya, terakhir acara Rakornas dilakukan proses pengukuhan pengurus Asosiasi Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah (APPUPD).