Jakarta, KabarBerita.id — Seorang saksi tragedi Halloween Itaewon menyebut, sejumlah pengunjung diusir dari toko ketika hendak menyelamatkan diri dari kerusuhan yang menewaskan 151 orang di Korea Selatan tersebut.
Saksi yang juga korban selamat tersebut menyalahkan pemilik bar dan klub didekatnya, yang diduga telah menghalangi orang untuk melarikan diri dari kerumunan yang penuh sesak oleh pengunjung pesta halloween di Itaewon.
Dikutip situs berita lokal Yonhap, saksi mengatakan bahwa korban lebih parah karena orang-orang berusaha melarikan diri ke toko terdekat namun diusir kembali ke jalan karena jam kerja sudah berakhir.
Kerusuhan pecah pada perayaan Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan setelah sekelompok besar orang yang merayakan Halloween menyerbu ke gang sempit dan saling dorong.
Kerusuhan ini paling mematikan dalam sejarah Korea Selatan yang terjadi pada Sabtu (29/10) malam pecah di gang dekat Hotel Hamilton di distrik kehidupan malam terkenal Itaewon.
Diketahui puluhan ribu orang mengunjungi daerah itu untuk merayakan Halloween.
Dinas pemadam kebarakan setempat mengatakan ada sebanyak 151 orang, termasuk 19 orang asing tewas dan 82 lainnya luka-luka. Mereka juga mengatakan jumlah korban tewas bahkan bisa bertambah lagi.
“Orang-orang terus mendorong ke gang klub yang menurun, mengakibatkan orang lain berteriak dan jatuh seperti kartu domino,” tulis seorang saksi tak dikenal di Twitter.
“Saya pikir saya akan dihancurkan sampai mati juga karena orang-orang terus mendorong tanpa menyadari ada orang yang jatuh di awal penyerbuan.”
Seorang wanita berusia 20-an mengatakan tragedi Itaewon terjadi setelah kerumunan besar orang bolak balik selama beberapa waktu. Hal ini kemudian menyebabkan temannya terjepit di bawah kerumunan.
Seorang wanita selamat lain berusia 20-an dan bermarga Park mengatakan, kerusuhan pecah ketika orang-orang berbondong-bondong ke jalan kecil dalam waktu singkat.
“(Saya) bisa bertahan karena saya berada di pinggir gang. Sepertinya orang di tengah paling menderita,” ujar salah satu korban Itaewon.