Bicara Wahabi, Pangeran MbS Ungkap Ada Sekolah Syiah di Saudi

Jakarta, KabarBerita.id — Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MbS) mengungkaplan di negaranya ada sekolah umat Syiah ketika bicara soal paham Wahabi.

Dalam wawancara dengan The Atlantic seperti dikutip dari Saudi Gazzette, Pangeran MbS menegaskan bahwa Wahabisme kini bukan satu-satunya ideologi Saudi.

Untuk itu ia menegaskan bahwa Saudi menerima paham lain dalam Islam, bahkan Syiah sekalipun.

Ia menegaskan semua hidup saling berdampingan. Salah satu bukti yang ia coba paparkan adalah terdapat madrasah aliran Syiah di Saudi. Di antara madrasah-madrasah itu pun memperlihatkan keragaman cabang-cabang aliran.

“Hari ini tak boleh ada sau pun pihak yang memaksakan ajaran mereka yang menjadikannya satu-satunya paham di Saudi,” tutur Pangeran MbS.

“Mungkin itu pernah menjadi sejarah kami seperti yang pernah saya katakan tepatnya pada era 1980-an, 1990-an, dan awal 2000-an. Hari ini, kami berada dalam jalur yang benar,” ia menambahkan.

Pangeran MbS memang selama ini berupaya menjadikan Saudi bukan hanya ajaran Wahabi. Ia bahkan menolak kultus individu terhadap pendiri Wahabi, Muhammad bin Abdul Wahhab.

“Saya ingin mengatakan bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab bukan Nabi, ia juga bukan malaikat. Ia hanya seorang ulama sebagaimana banyak ulama lainnya yang pernah hidup di era awal pendirian Saudi, di antara para pemimpin militer dan politik,” kata Pangeran MbS.

“Persoalannya adalah ketika itu di Semenanjung Arab para murid Abdul Wahhab hanya tahu membaca dan menulis sejarah yang telah ditulis dari perspektif mereka,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu pula, ia menolak jika Wahabi dikaitkan dengan kelompok-kelompok radikal hingga teroris di sejumlah negara. Sebaliknya, ia menilai kelompok radikal itu banyak memelintir karya Abdul Wahab untuk membenarkan tindakan mereka.

“Tapi saya yakin jika Abdul Wahhab, Bin Baz, dan ulama lainnya masih hidup hingga sekarang, mereka akan jadi barisan pertama yang melawan ide-ide ekstremis dam kelompok teroris itu,” ujar Pangeran MbS.

“Permasalahannya adalah ISIS tidak menerapkan contoh dari kehidupan reigius orang-orang Saudi. Ketika mereka meninggal, mereka mulai memakai kata-kata dan memelintir kata serta sudut pandang para ulama itu,” katanya lagi.

Tinggalkan Balasan