Semarang, KabarBerita.id — Di tengah rintik hujan, Nakamura Sensei dari YMCW Business Cooperative asal Jepang, tempat magang siswa siswi sekolah care giver Raden Rahmat, mengunjungi Pesantren Kasepuhan Raden Rahmat beberapa waktu yang lalu.
Sekolah Care Giver Raden Rahmat adalah sebuah upaya kolaboratif antara yayasan pitutur luhur, LPK Sebaindo dan LPK Kibo salatiga, untuk menyiapkan tenaga profesional untuk perawat lansia, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri khususnya Jepang
Selain Nakamura dalam lawatan ini turut hadir Iman Abdul Rahman & Adria Prayudisti-LPK (SO) Serbaindo Salatiga, Oni Sensei-LPK Kibo Salatiga.
Beberapa agenda kunjungan YMCW Business Cooperative Jepang di antaranya Sharing dan Diskusi tentang Senior Living Japan-Indonesia, serta Ucapan terimakasih atas bimbingan raden rahmat, kinerja anak2 sangat luar biasa berkat kurikulum dan praktek di Raden Rahmat.
“Penyampaian Harapan anak-anak magang Jepang LPK (SO) Serbaindo kolaborasi dengan raden rahmat, dimasa depan menjadi pioneer untuk membuka sebanyak-banyaknya Senior Living di Indonesia mengingat Urgensinya yang tinggi,” ujar Nakamura.
Sementara itu Muhammad Solikin, Direktur Pesantren Lansia Raden Rahmat, mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah berupaya menyiapkan lahan seluas 10 hektar untuk pengembangan Senior Institute yang meliputi Wisma Lansia, Pesantren Lansia, Sekolah Lansia, Sekolah Care Giver, Klinik Lansia, Taman Lansia, Bumi Perkemahan Lansia dan Kafe Lansia.
“Kedepannya ada banyak sinergitas antara pihak japan dengan raden rahmat termasuk hibah Sarpras yang berhubungan dengan Caregiver dari Jepang, tentunya diperlukan dukungan dan penguatan dari eksekutif Kabupaten Semarang dan Pemprov Jateng,” jelasnya.
Adapun, project ini bertahap dan saat ini baru memasuki fase Wisma Lansia dan Pesantren Lansia dan direncanakan akan selesai pada tahun 2030. Project ini juga bertujuan untuk menyiapkan lansia agar bisa menjalani kehidupan di akhir senjanya dengan Produktif dan kelak Pulang ke hadapan sang pencipta dengan penuh bahagia.
Sementara itu Ahmad Winarno, Ketua Yayasan Pitutur Luhur mengatakan, dengan rencana infrastruktur Yayasan Pitutur Luhur menyiapkan layanan lansia yang komprehensif, Holistik, Religius, sekolah caregiver juga untuk menyerap tenaga kerja.
“Apalagi indonesia, jika tidak ada edukasi kelak indonesia akan mengalami masalah sosial khususnya akibat pertumbuhan lansia yang tidak diimbangi kesiapan penanganan dari pemerintah dan edukasi ke lansia dan keluarganya. Di Jepang, kebutuhan caregiver mencapai 500 orang setiap tahunnya. Saking banyaknya, kebutuhan itu sulit dipenuhi dari pasar tenaga kerja di dalam negeri, apalagi Jepang sendiri memiliki populasi lanjut usia yang sangat besar,” ungkapnya.