Jakarta, KabarBerita.id — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menemukan tiga zat kimia berbahaya dalam obat sirup yang diduga memicu gagal ginjal akut terhadap anak.
Selain etilen glikol, Kemenkes juga mengidentifikasi adanya senyawa diatilen glikol dalam 15 obat yang diuji.
Apa itu diatilen glikol?
Hampir mirip dengan etilen, diatilen glikol (DEG) merupakan zat kimia tidak berwarna yang memiliki rasa manis. Senyawa satu ini bisa jadi racun jika tertelan oleh manusia.
Dilansir laman Drug Watch, DEG merupakan pelarut untuk mencampurkan obat dan bahan kimia yang tidak larut dalam air. Biasanya DEG digunakan untuk produk seperti rokok, pelumas, minyak rem, hingga kosmetik tertentu.
Tingginya tingkat toksisitas membuat DEG tidak boleh digunakan untuk produk makanan dan obat-obatan.
Namun beberapa produsen memasukkan DEG sebagai salah satu bahan pembuatan obat. Biasanya, DEG muncul dalam obat berbentuk cair.
Mengutip Science Direct, DEG bisa menyerang berbagai organ tubuh dengan cepat. Mulai dari ginjal, otak, hati, limpa, dan jaringan adiposa. Ginjal merupakan organ yang paling terdampak paparan DEG.
DEG kemudian dimetabolisme menjadi asam glikolat. Asam ini-lah yang diidentifikasi sebagai metabolit nefrotoksik utama pada kasus keracunan diatilen.
Efek keracunan diatilen
Efek klinis dari keracunan DEG umumnya dibagi menjadi tiga tahap. Dikutip NCBI, tahap pertama terdiri dari gejala gastriontestinal seperti mual dan muntah.
Kondisi pasien kemudian dapat berkembang ke fase kedua dengan asidosis. Nama terakhir merupakan kondisi saat kadar asam di dalam tubuh sangat tinggi.
Pada fase kedua ini, gagal ginjal akut mulai terjadi. Jika tak ditangani dengan tepat maka keracunan DEG bisa menyebabkan kematian.
Dalam kondisi stabil pasien bisa memasuki fase akhir yang ditandai dengan berbagai gejala neuropati dan efek neurologis lainnya.
Adapun beberapa efek samping umum keracunan DED di antaranya seperti sakit perut, gagal ginjal akut, perubahan kondisi mental, kerusakan otak, gagal napas dan jantung, kejang, buang air kecil berlebih, hepatitis, peningkatan kadar kreatinin darah, kegagalan multi-organ, mual-muntah, dan pankreatitis.
DEG sendiri merupakan salah satu bahan kimia yang punya sejarah panjang dalam memicu kasus besar. Yang pertama terjadi pada tahun 1937 silam di Amerika Serikat, yang dikenal sebagai ‘bencana sulfanilamide-Massengil’.
Kala itu DEG digunakan dalam ramuan sulfanilamide atau obat antibiotik. Lebih dari 100 orang meninggal dunia dan sepertiga korban merupakan anak-anak.
Sejak itu, kasus keracunan massal DEG tercatat di sejumlah negara lain.
Dua kasus terbaru terjadi di negara Gambia dan Indonesia. Di Gambia sendiri ada sebanyak 70 pasien anak dilaporkan meninggal dunia karena gagal ginjal akut setelah mengkonsumsi obat Paracetamol sirup.
Sementara di Indonesia ada sebanyak 26 kasus gagal gejala akut per (18/10) dengan diantaranya 99 dilaporkan meninggal dunia.
Hasil pengujian ditemukan adanya kandungan DEG bersama dua senyawa berbahaya lain dalam obat sirup yang sempat dikonsumsi pasien gagal ginjal akut.