Kenali Ciri Cacar Monyet yang Ditemukan di Indonesia

Jakarta, KabarBerita.id — Cacar monyet telah masuk ke Indonesia dan ditemukan kasus positif di DKI Jakarta. Maka dari itu saat ini masyarakat harus perlu mewaspadai beragam gejala cacar monyet.
Kemudian apa saja ciri-ciri Cacar monyet?

Kasus perdana cacar monyet di Indonesia disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Sabtu (20/8). Yakni Pasien laki-laki berusia 27 tahun yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

Pasien sempat mengalami gejala demam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Pasien juga mengalami ruam pada area wajah, tangan serta sekitar organ intim.

Cacar monyet sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus langka. Penyakit ini dapat menular ketika kontak dekat melalui cairan tubuh termasuk ketika berhubungan intim dan tetesan Pernapasan atau droplet.

Pertama kali penyakit ini ditemukan pada tahun 1970 silam di republik demokratik Kongo. Dari sana penyakit kemudian menyebar ke berbagai negara di sekitar menjadi penyakit endemik.

setelah masuk Indonesia masyarakat rasanya perlu mengetahui tentang bagaimana ciri-ciri Cacar monyet.
Dengan mengetahui gejalanya dapat membantu Anda mendapatkan penanganan yang tepat.

Pada dasarnya gejala Cacar monyet mirip dengan jenis Cacar yang lain. Akan tetapi gejala umumnya muncul dengan tingkat yang lebih ringan.

Perbedaan utama terletak pada pembengkakan kelenjar getah bening yang disebabkan oleh Cacar monyet.

Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menyatakan bahwa ciri yang membedakan infeksi semuanya dari cara lainnya adalah pembengkakan kelenjar getah bening.

Tanda-tanda cacar monyet biasanya muncul 7-14 hari setelah paparan virus. Gejalanya diantara lain demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit pinggang, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan dan ruam yang muncul setelah 1-3 hari mengalami demam.

Ruam awalnya akan muncul pada bagian wajah kemudian menyebar ke area tubuh yang lain seperti tangan, kaki atau area genitalia. Kemudian ruam akan berubah menjadi benjolan yang kemudian pecah seiring berjalannya waktu.

Gejala ini umumnya berlangsung selama dua hingga empat minggu dan dapat hilang tanpa pengobatan.

Tinggalkan Balasan