Jakarta, KabarBerita.id — Istri Kim Jong Un, Ri Sol Ju telah menyedot perhatian karena terlihat menangis ketika laku kebangsaan Korea Utara berkumandang pada pekan lalu.
Ri Sol Ju terlihat tidak kuasa menahan air mata ketika berdiri mendampingi suaminya di acara peringatan 27 tahun gencatan senjata Korea Utara dan Korea Selatan.
Ri dan Kim tambah terharu ketika laku kebangsaan Korea Utara berkumandang. Ketika Kim menutup matanya dengan hidmat air mata mengembang di pelupuk mata Ri hingga menetes.
Tidak hanya Ri dan Kim, personel militer mengikuti peringatan tersebut juga terlihat begitu haru menyanyikan lagu kebangsaan.
Pemandangan ini dianggap sangat langka. Ri sangat jarang tampil di hadapan publik apalagi meneteskan air mata di depan umum.
Namun Ri diketahui memang beberapa kali mendampingi suaminya ketika upacara kenegaraan seperti peringatan kencan senjata kali ini.
Korea Utara biasa menggelar peringatan gencatan senjata setiap tahun. Kegiatan senjata ini mengakhiri pertempuran antara Korea Utara dan Korea Selatan pada perang yang terjadi pada tahun 1950 hingga 1953.
Walau terbilang singkat daripada perang perang yang lainnya, pertempuran ini dianggap sebagai salah satu yang paling mematikan di dunia. Dalam kurung tiga tahun jutaan warga sipil di pergerakan tewas.
Perang ini akhirnya ditutup dengan kegiatan senjata bukan perjanjian damai. Alhasil hingga saat ini Korea Utara dan Korea Selatan sebenarnya masih dalam status berperang.
Selama berpuluh tahun setelahnya nggak saat ini kedua negara telah beberapa kali berupaya mewujudkan kesepakatan damai akan tetapi tidak pernah terwujud.
AFP melaporkan terakhir dari upaya damai kembali mencuat ketika Korea Selatan dipimpin presiden Moon Jae In. Pada 2018 Moon bahkan bertemu langsung dengan Kim.
Namun asa perdamaian kembali padam ketika perundingan dan nuklirisasi antara Kim dan presiden Amerika Serikat kalau itu Donald Trump kandas ditengah jalan.
Saat ini sejumlah pengamat melakukan perdamaian antara kedua negara itu. Mengingat saat ini pemerintah Korea Selatan berada di tangan presiden Yoon Suk Yeol yakni sosok yang dikenal sebagai anti Korea Utara.