IDI Sebut Ganja Bisa Jadi Obat Medis namun Bukan yang Terbaik

Jakarta, KabarBerita.id — Belakangan ini wacana mengenai legalisasi ganja untuk keperluan medis kembali ramai diperbincangkan. Klaim manfaat ganja untuk kesehatan juga turut menjadi Sorotan.

Faktanya ganja medis memang telah dilegalkan disejumlah negara. Yaitu adalah negara thailan yang baru saja melegalkan ganja termasuk diantaranya untuk keperluan medis.

Ketua dewan pertimbangan pengurus besar ikatan dokter Indonesia Zubairi Djoerban, mengatakan bahwa ganja medis memang bisa menjadi pilihan atau alternatif pengobatan namun bukan yang terbaik.

Hingga saat ini sejumlah studi telah mempelajari hubungan antara kerja dan kesehatan. Beberapa studi menyebut bahwa ganja dapat menjadi alternatif obat.

Namun Zubairi mengingatkan bahwa masih banyak yang belum diketahui tentang tanaman ini. Bagaimana ganja berinteraksi dengan obat lain dan tubuh manusia juga belum diketahui dengan pasti.

Penggunaan ganja medis juga tidak berarti sepenuhnya aman apabila penggunaan nya tidak diatur secara ketat. Ganja medis juga berpotensi disalahgunakan.

Dalam proses berlebih penggunaan ganja diketahui bisa memberikan efek ketergantungan dan berhalusinasi.

Zubairi mengatakan Dosis yang dibutuhkan untuk tujuan medis biasanya jauh lebih rendah daripada untuk rekreasi.

Hingga saat ini para ilmuwan juga belum mengetahui secara pasti cara aman mengkonsumsi ganja.

Zubairi sendiri sebagai seorang dokter merasa harus mempertimbangkan penggunaan ganja dengan tepat meskipun sejumlah studi telah menemukan manfaatnya.

Menurutnya banyak hal yang harus dijadikan pertimbangan mulai dari kemungkinan interaksi obat serta efek samping pada tingkat kecemasan.

Yang jelas Zubairi menegaskan bahwa setiap memiliki potensi efek samping yang harus diminimalisasi termasuk penggunaan ganja medis.

Tinggalkan Balasan