Jakarta, KabarBerita.id — Negara Korea Utara mengklaim bahwa mereka telah berhasil mengguncang dunia dengan menguji coba rudal yang disebut bisa mencapai guam wilayah Amerika Serikat di samudra Pasifik.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara juga menyampaikan klaim tersebut setelah militer negara itu menguji coba rudal Balistik jarak menengah Hwasong-12 pada 30 Januari yang lalu. Produk tersebut dilaporkan jangkauannya cukup untuk mencapai Guam.
“Saat ini di dunia di mana banyak negara menghabis kan waktu untuk tunduk dan Patuh kepada Amerika hanya negara kami di planet ini yang mengguncang dunia dengan menembakkan rudal yang dapat mencapai wilayah Amerika,” ujar Kemlu Korut.
Kemlu Korut juga membanggakan uji coba rudal negara mereka seperti pencapaian yang luar biasa yang bisa memperkuat pertahanan perang. Mereka juga memamerkan kekuatan alutsista Korut.
“Di dunia ini ada lebih dari 200 negara tapi hanya sedikit yang memiliki bom hidrogen, rudal balistik antarbenua dan rudal hipersonik,” lanjut Kemlu Korut dilansir Reuters.
Ketika diminta tanggapan terkait pernyataan Korea Utara ini, kementerian Luar Negeri Amerika hanya mengulang komentar yang telah mereka keluarkan setiap kali Korea Utara menguji coba rudal.
Jubir kemlu Amerika mengatakan bahwa Korea Utara sebagai ancaman terhadap perdamaian dan keamanan dunia. Menurutnya Korea Utara juga mengancam upaya untuk mencapai pembatasan kepemilikan senjata nuklir.
“Amerika memiliki kepentingan vital untuk menghalau Korea Utara, mempertahankan diri dari provokasi serta pemakaian kekuatan mereka, membatasi jangkauan program senjata berbahaya mereka,” Ujarnya.
Ia menambahkan bahwa saat ini yang paling penting adalah mengamankan warga Amerika dan pasukan yang diterjunkan serta negara sekutu.
Akan tetapi kementerian Luar Amerika Serikat juga menegaskan bahwa mereka tidak ada niat permusuhan dengan negara Korea utara. Mereka mendesak supaya Korea Utara mau kembali ke meja perundingan dan desakan yang juga sudah berulang kali ditolak oleh Korea utara.
Korut dan Amerika sebenarnya sudah sempat menggelar perundingan denuklirisasi beberapa tahun yang lalu. Donald Trump Yang saat itu menjadi presiden Amerika bahkan sampai bertemu dengan pemimpin Korea utara Kim Jong Un.
Akan tetapi perundingan tersebut berhenti karena adanya perbedaan pendapat terkait detail kesepakatan denuklirisasi.
Setelah Kepemimpinan Joe Biden, Amerika menyampaikan niatnya untuk bertemu dengan perwakilan Korea Utara untuk membahas Denuklirisasi.
Akan tetapi Korea Utara menolak tawaran tersebut mereka menuding Amerika masih menggaungkan kebijakan yang bermusuhan terhadap negaranya.