Jakarta, KabarBerita.id — Vladimir Putin presiden Rusia mengatakan penghinaan terhadap Nabi Muhammad tak bisa dianggap sebagai ekspresi kebebasan seni. Ia menyebut bahwa hal itu merupakan pelanggaran beragama.
Dikutip dari TASS, Putin juga turut mengkritik adanya unggahan foto Nazi yang diposting di situs web, seperti salah satunya yang berjudul Resimen Abadi dan didedikasikan untuk Rusia yang telah tewas dalam Perang Dunia Kedua.
Putin mengatakan bahwa tindakan ini bisa menimbulkan pembalasan ekstremis. Seperti akan adanya serangan terhadap kantor redaksi majalah di Paris yakni majalah Charlie Hebdo, setelah mereka sebelumnya menerbitkan kartun nabi.
Namun demikian Putin memuji kebebasan artistik secara umum. Ia mengatakan walaupun kebebasan artistik punya kebebasan tapi tak boleh melanggar kebebasan lain.
Putin menambahkan, negara Rusia telah berkembang sebagai negara yang multietnis. Sehingga saat ini rakyatnya sudah terbiasa menghormati tradisi satu sama lain.
Pada tahun 2020, diketahui Presiden Vladimir Putin mengungkapkan kemarahannya atas penerbitan kartun Nabi Muhammad yang diterbitkan oleh media satire Charlie Hebdo dan juga insiden pembunuhan seorang guru di Prancis.
“Di mana batas kebebasan satu dengan kebebasan yang lainnya?,” tanya Putin di konferensi pers akhir di tahun 2020.
Dikutip dari RT putin mengatakan, mereka bertindak dengan sembarangan menghina hak dan perasaan orang beragama. Harus diingat bahwa semuanya akan ada reaksi balik yang tak terhindarkan. Namun disisi lain juga tak boleh agresif.
Pernyataan Putin diungkap setelah media Sature Charlie Hebdo menerbitkan kartun Nabi Muhammad dan juga insiden pemenggalan seorang guru bernama Samuel Paty.
Ia mengatakan dua hal ini merupakan bukti bahwa multikulturalisme telah gagal di negara Barat.