Jakarta, KabarBerita.id — Varian Omicron memang dikhawatirkan dapat menyebabkan tingkat penularan yang tinggi.
Namun ada dua makalah pracetak menyebutkan bahwa varian omicron lebih kecil kemungkinannya menyebabkan penykit parah sehingga harus rawat inap dibandingkan dengan varian delta.
Studi dari University of Edinburgh Skotlandia telah memasukkan 23.840 dari kasus Omicron dan 126.511 kasus Delta, dari 1 November hingga 19 Desember.
Kemudian Para peneliti – dari University of Edinburgh, University of Strathclyde dan Public Health Scotland mengamati hasil kesehatan.
Kemudian Ada 15 penerimaan rumah sakit di antara mereka dengan infeksi Omicron dan 856 rawat inap di antara Delta.
James Naismith selaku Direktur Rosalind Franklin Institur dan profesor struktural biologi di Universitas Oxford mengatakan, meskipun penelitian ini jumlahnya kecil namun merupakan kabar baik.
Pengurangan dua pertiga rawat inap pada orang muda yang telah divaksinasi ganda dibandingan dengan varian delta menunjukkan bahwa omicron lebih ringan untuk banyak orang.
Dalam makalah lain yang diposting pada Selasa ke medrxiv.org server online, menunjukkan bahwa orang infeksi Omicron memiliki kemungkinan 80 persen lebih rendah untuk dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan infeksi Delta.
Kedua studi tersebut termasuk data awal dan belum dipublikasikan dalam jurnal peer-review.
Meski sedikit mendapat kelegaan, namun yang harus diingat, ini adalah penelitian awal.
Data juga menunjukkan bahwa setelah menerima vaksin dosis ketiga, atau booster, dikaitkan dengan penurunan 57 persen risiko infeksi Omicron simtomatik. Abila dibandingkan dengan setidaknya 25 minggu setelah menyelesaikan dosis kedua.
Meskipun data awal menyebut omicron tak menimbulkan masalah rawat inap namun berbagai protokol kesehatan dan juga vaksinasi juga harus segera dilakukan untuk menekan risiko infeksi Covid-19.