Mataram, KabarBerita.id — Total 434 desa di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah ditetapkan sebagai desa rawan bencana. Oleh karena itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB menjadikan 434 desa tersebut menjadi desa tangguh bencana (Destana) yang telah dituangkan dalam program unggulan pemerintah saat ini.
Sahdan selaku Kepala Pelaksana BPBD NTB, menuturkan terdapat total 1150 desa dan kelurahan di NTB dan 434 diantaranya masuk dalam kategori desa rawan bencana. 434 desa tersebut telah ditetapkan sebagai fokus dan program unggulan Pemprov NTB sejak 2018- 2023 mendatang.
Sahdan saat menjadi narasumber Bincang Gemilang Road to HUT NTB KE-63 dengan tema “Desa Tangguh Bencana” di halaman kantor Dinas Kominfotik NTB, Minggu (12/12), menjelaskan bahwa pada tahun ini , pemerintah telah membentuk 209 desa tangguh dari 434 desa rawan bencana. Sehingga targetnya pada tahun 2022 sisanya sebanyak 225 desa akan dituntaskan.
Ia menjelaskan Program Destana adalah program yang memiliki tujuan untuk mendorong komunitas masyarakat desa untuk saling bahu-membahu dan gotong royong dan mengantisipasi jika terjadi bencana yang tidak dapat diprediksi sebelumnya baik bencana alam atau non alam.
Hal tersebut disebabkan karena elemen yang terdekat dengan bencana adalah masyarakat desa.
Ia menuturkan Destana sangat penting karena dalam menghadapi bencana tidak mungkim bisa dilakukan scara individu, tapi dilakukan kelompok dari warga desa sebelum ada bantuan dari pemerintah.
Oleh karena itu Desrana harus ditingkatkan fungsi dan keterlibatan dari masyarakat karena hampir seluruh wilayah di NTB merupakan daerah wilayah bencana. Khusunya banjir, gempa, tanah longsor serta bencana lain.
Ia menjelaskan dalam membentuk Destana memperhatikan tiga kriteria yaitu Pratama, Madya dan Utama. Ketiganya diukur lewat 60 indikator salah satunya pendanaan, SDM, jumlah penduduk dan lainnya.