Jakarta, KabarBerita.id — Kondisi HAM yang dilakukan pemerintah China di Xinjiang, Hongkong danTibet memunculkan kekhawatiran bagi banyak negara.
Lebih dari 40 negara akan menuangkan rasa keprihatinannya dalam pernyataan bersama pada sidang dewan HAM PBB yang ke 47 di Jenewa Swiss yang sudah berlangsung sejak tanggal 21 Juni lalu.
Pernyataan bersama akan dilakukan oleh negara Kanada dan didukung oleh beberapa negara lain seperti Australia, Jerman, Italia, AS, Inggris dan Spanyol.
Dalam pernyataan tersebut, demi melihat secara langsung kondisi di Xinjiang, mereka meminta China untuk membuka akses jalan bagi kunjungan Kepala Dewan HAM PBB dan pengamat independen untuk datang ke sana.
Selain itu mereka juga meminta untuk penghentian penahanan arbitrase yang dilakukan China terhadap etnis Uighur dan minoritas Muslim lainnya.
Dalam laporan pernyataan bersama tersebut, mengutip adanya penyiksaan, pemaksaan, sterilisasi, kekerasan seksual berbasis gender, serta adanya pemisahan paksa anak dari orang tua yang dilakukan oleh China.
Jumlah negara yang ikut menandatangani pernyataan bersama kian meningkat dibanding 2019 lalu. Kini pernyataan bersama yang diikuti oleh lebih dari 40 negara pun juga menyoroti adanya dugaan fundamental yang terjadi di Hongkong serta situasi di Tibet.