SEMARANG, Kabarberita.id – Pemilihan umum kepala daerah dapat dijadikan ajang untuk memilih pemimpin yang waras. Yakni pemimpin yang jujur, bersih, punya kapasitas, dan mau bekerja untuk kepentingan rakyat.
Bakal calon gubernur Jateng, Sudirman Said mengungkapkan hal itu dalam acara Mimbar Kampus dengan tema Menyambut Kepemimpinan Baru Jawa Tengah, Senin (25/9) di Auditorium Fakuktas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro, Semarang. Hadir dalam kesempatan itu Ahmadi, wakil ketua DPRD Jateng dan Witjaksono, pengusaha muda asal Pati.
“Untuk itu penting memberikan pendidikan politik kepada masyarakat untuk memilih pemimpin yang waras dalam berbagai Pilkada di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah,” jelas Sudirman pada acara yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undip itu.
Dalam kesempatan itu Sudirman menyoroti maraknya kasus kepala daerah yang kena Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut dia, kasus OTT akan berhenti jika rakyat memilih pemimpin yang jujur dan bersih.
“Kita prihatin dengan banyaknya kepala daerah yang kena OTT KPK. Kalau sudah begini yang rugi rakyat, karena pembangunan daerah jadi terhambat,” terang Sudirman sambil menunjukkan pemberitaan koran nasional tentang kasus korupsi yang menimpa kepala daerah.
Untuk itu, mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change) sosial. Mahasiswa bisa berperan membantu mendorong perubahan ke arah yang lebih baik.
Terkait dengan Pilkada Jateng 2018, peran mahasiswa sangat penting dalam menghela perubahan di Jateng. Caranya dengan ikut mensosialisasikan calon-calon pemimpin yang baik, jujur, memiliki kapasitas, dan mau bekerja untuk kepentingan rakyat.
“Siapa pun dia, asal jujur, memiliki kapasitas, dan mau bekerja untuk rakyat harus dibantu, didorong untuk menjadi pemimpin di sebanyak mungkin daerah di Indonesia,” ajak manta Menteri ESDM ini.
Sudirman menyebut, hanya dengan pemimpin yang jujur, memiliki kapasitas, dan mau bekerja untuk rakyat, Jateng dapat berubah ke arah yang lebih baik. Karena pemimpin yang demikianlah yang akan mampu menggerakkan potensi besar yang dimiliki provinsi Jateng.
“Kalau pemimpinnya bersih dan lurus, pembangunan akan mudah dilaksanakan karena tidak ada kepentingan yang disembunyikan, yang akan merugikan masyarakat banyak,” imbuh Sudirman.
Sudirman menambahkan, perubahan sering mendatangkan perbaikan. Dan kadang menemukan hal-hal kurang baik yang tersembunyi.
Ia mencontohkan, merubah posisi tempat tidur atau sofa di rumah akan menemukan kotoran yang selama ini tidak terlihat karena tersembunyi di bawah tempat tidur atau sofa tersebut.
Berikutnya Sudirman menceritakan perjalanannya keliling ke 21 kabupaten dan kota di Jateng. “Suasananya menginginkan perubahan,” ungkap Sudirman.
Untuk itu Sudirman mengajak para mahasiswa untuk mengambil peran guna menghadirkan perubahan yang diingikan masyarakat di Jateng.
“Mahasiswa bisa mengedukasi masyarakat untuk memilih calon pemimpin yang bisa membawa perubahan ke arah yang diinginkan masyarakat Jateng,” tutupnya.