Jakarta, KabarBerita.id — Pengamat Kebijakan Publik Universitas Indonesia Zuliansyah mengatakan ada langkah yang lebih urgen dilakukan Menteri Sosial Tri Rismaharini ketimbang blusukan di DKI Jakarta.
Zuliansyah mengatakan, Kementerian Sosial semestinya bekerja sama dengan Bappenas untuk melakukan pembaruan data penerima bantuan sosial (Bansos) agar tepat sasaran.
“Ini mungkin langkah awal yaitu bekerja sama dengan Bappenas untuk memperbaiki data Bansos, ditelaah lagi supaya tidak terjadi simpang siur data, nah itu semestinya menjadi prioritas Kemensos,” kata Zuliansyah, Rabu (6/1).
Kemudian setelah rampung mengurusi data penerima bansos, kata dia, baiknya Risma menyampaikan program bansos itu secara jelas kepada masyarakat. Ia juga sebaiknya menunjukkan kepada masyarakat bagaimana cara kerja penerimaan bansos dari pusat hingga sampai ke warga.
“Penyampaian bansos ini juga harus akuntabel, sampaikan ke publik prosesnya seperti apa, tunjukkan bahwa nanti mekanismenya bagaimana, nah paparkanlah itu dalam satu skema besar secara publik, supaya kita tahu dan yakin prosesnya lebih akuntabel dan tepat sasaran,” jelas Zuliansyah.
Mengenai aksi blusukannya, Zuliansyah mengatakan sebaiknya Risma menggunakan metode yang lebih efisien dan strategis untuk melakukan pemetaan masalah sosial.
Terutama karena sasaran Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) bukan hanya berada di Jakarta. Risma yang menjabat Menteri Sosial juga harus menaungi seluruh PPKS di Indonesia.
Risma juga diminta untuk melakukan pemetaan dengan bekerja sama lintas kementerian dan lembaga untuk mengetahui data terkini masyarakat miskin di setiap daerah di Indonesia.
“Saya enggak bilang itu [blusukan] enggak bagus, ya bagus aja, tapi kan apakah itu efisien, apa strategis? Mengingat masyarakat tergolong miskin tidak hanya ada di Jakarta,” ucap Zuliansyah.
Tradisi basi
Senada, Wakil Sekretaris Jendral PA 212, Novel Bamukmin aksi Risma blusukan ke beberapa wilayah di DKI Jakarta sebagai hal yang basi.
“Sudah basi Risma melakukan cara-cara seperti itu. Masyarakat sudah bosan. Melekat pencitraan model tukang contek ala pendahulunya yang sudah terbaca setingannya untuk kepentingan politik,” kata Novel, Rabu (6/1)
Novel menilai masyarakat Jakarta sudah tak bisa tertipu lagi dengan cara-cara blusukan yang digunakan Risma. Menurutnya, masyarakat Jakarta sudah cerdas dalam berpolitik dan tak mudah dibohongi dengan gaya politikus yang gemar pencitraan.
Tak hanya itu. Ia juga menilai kondisi Jakarta sudah banyak perubahan yang signifikan belakangan ini. Terlebih, saat pandemi virus Corona merebak, Pemprov DKI Jakarta sudah rutin menyalurkan bantuan sosialnya ke tengah-tengah masyarakat dengan baik.
“Masalah kemiskinan orang yang tinggal di kolong jembatan tidak mungkin dihapuskan total, karena yang miskin sudah diurusi dengan baik, maka datang lagi kemiskinan baru ke Ibu Kota, begitulah seterusnya. Dan di Surabaya pun sama, tidak bisa mengentaskan kemiskinan atau gelandangan,” kata Novel.