Jakarta, KabarBerita.id — Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan rasio jumlah polwan (polisi wanita) dalam Kepolisian dibanding polisi laki-laki masih rendah bila dibandingkan Kepolisian di negara lain.
“Dari segi kuantitas hanya sekitar lima persen. Saya lihat di Australia, jumlah polwannya di atas 20 persen. Singapura 25 persen,” kata Tito dalam acara hari ulang tahun (HUT) ke-69 polwan di auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Jakarta, Senin (11/9).
Tak hanya menang dari segi kuantitas, di negara lain, sejumlah polwan tercatat menempati sejumlah jabatan strategis di Kepolisian. “Di London, Kepala Antiterornya polwan. Di Australia, Deputi Kepolisiannya polwan,” katanya.
Pihaknya mengakui di Polri ada persoalan dalam pembinaan karir polwan. Menurut dia, dulu ada banyak polwan senior yang lulus dari PTIK (sekarang STIK) sehingga memiliki kesempatan karir sejajar dengan polisi laki-laki. Namun setelah Polri melebur dengan ABRI, penerimaan taruni dihilangkan. “Itu terjadi cukup lama dari 1967 sampai 1998 kita tidak punya polwan dari Akademi,” katanya.
Setelah era pemerintahan Presiden Megawati Sukarnoputri, rekrutmen taruni baru dibuka kembali.
Kapolri berpendapat keberadaan polwan di Kepolisian sangat penting. Menurut dia, polwan memiliki sejumlah kelebihan dibanding polisi laki-laki dalam menjalankan tugas diantaranya polwan mampu bertindak lebih humanis dan mampu menjalin kedekatan yang baik dengan bawahan. Selain itu polwan juga merupakan sosok yang tepat untuk menangani kasus-kasus yang melibatkan perempuan dan anak.� “Polwan juga punya kelebihan, lebih kuat menghadapi godaan korupsi,” katanya.
Pihaknya berharap kedepan Polri mampu menjaring calon polwan lebih banyak agar jumlah polwan di Polri meningkat.
“Harus ada upaya grand design agar polwan diberi kesempatan yang sama dengan polisi laki-laki. Bagaimana dongkrak kuantitas, dari lima persen polwan secara bertahap bisa naik menjadi 20 persen,” katanya.