JAKARTA, Kabarberita.id – Mantan Gubernur Jawa Timur Basofi Soedirman meninggal dunia di usia 77 tahun karena sakit di Rumah Sakit Medistra Jakarta hari Senin pukul 10.58 WIB.
“Innalillahi Wa Innaillaihi Rojiun. Telah berpulang ayahanda tercinta Moch Basofi Soedirman. Semoga arwah beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Aaminn,” tulis putra Basofi Soedirman, Charis Firismanda, di postingan facebooknya, Senin (7/8/2017).
Di postingan tersebut, Charis atas nama keluarga juga meminta maaf kepada publik apabila selama hidup almarhum pernah berbuat kesalahan dan kekhilafan.
Gubernur Jawa Timur periode 1993-1998 Basofi Sudirman menurut rencana akan dimakamkan di Pemakaman Umum San Diego Hills, Kerawang, Jawa Barat, pada Selasa (8/8).
“Menurut rencana akan dimakamkan di San Diego Hills dan berangkat dari rumah duka di Kemang menuju pemakaman pada pukul 08.00 WIB,” kata adik kandung Basofi Soedirman, Laeili Nuraeni Senin (7/8/2017).
Gubernur Jawa Timur Soekarwo menginstruksikan pengibaran bendera Merah Putih setengah tiang sebagai bentuk penghormatan kepada Basofi Soedirman, gubernur Jatim periode 1993-1998, yang meninggal dunia di Jakarta, Senin.
“Sehubungan dengan meninggal dunianya Bapak Basofi Soedirman maka agar mengibarkan bendera setengah tiang,” ujar Pakde Karwo, sapaan akrabnya, melalui pesan elektronik yang diterima
Basofi Sudirman (lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, 20 Desember 1940), sebelumnya pernah menjabat sebagai Kasdam I/Bukit Barisan (1986-1987) dan Wakil Gubernur Jakarta tahun (1987-1992).
Almarhum yang semasa menjadi gubernur pernah berkarier sebagai penyanyi, dengan single Tidak Semua Laki-laki adalah putra dari Letjen TNI (Purn.) H. Soedirman yang merupakan tokoh terkenal di Bojonegoro, dan merupakan pahlawan nasional dari Kabupaten Bojonegoro.
Di masa karirnya, Basofi pernah menjabat sebagai Kasdam I/Bukit Barisan periode 1986-1987, kemudian Wakil Gubernur DKI Jakarta 1987-1992. Tak itu saja, Basofi yang dikenal dengan khasnya berkaca mata itu pernah meramaikan bursa musik Indonesia dengan melantunkan lagu berjudul “Tidak Semua Laki-Laki”.
Berkat pengaruh ayahnya, sejak kecil Basofi sudah bercita-cita menjadi tentara.
“Bapak selalu mengajak saya melihat-lihat kegiatan militer seperti tentara latihan. Saya melihat kebesaran Bapak saya di dunia kemiliteran itu, sehingga otomatis di benak saya nggak ada yang lain kecuali ingin jadi tentara.” katanya suatu saat.
Sebagian cara hidup yang biasanya dialami tentara juga sudah sering dialaminya sejak kecil. Pada masa revolusi, Basofi kecil sudah sering harus ikut mengungsi. Setelah Belanda mengakui kedaulatan RI pun, ia masih harus berpindah-pindah karena tugas ayahnya selaku tentara menghendaki begitu.
Basofi meninggalkan seorang istri dan tiga anak, yaitu satu putri dan dua putra.
Sementara itu, salah seorang keluarganya mengatakan jenazah almarhum Basofi Soedirman akan dimakamkan di Pemakaman Sandiago di Jakarta dengan terlebih dahulu disemayamkan di rumah duka si kawasan Kemang Timur.