SEMARANG, Kabarberita.id – Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Tengah Hadi Santoso berharap dengan banyaknya pilihan cara mudik dan alternatif jalur mudik Lebaran ke Jawa Tengah bisa mengurangi risiko kemacetan dan kecelakaan lalu lintas saat Lebaran.
“Saya kira Pemerintah terus berupaya bekerja keras memberikan sejumlah kenyamanan pemudik Lebaran yang hendak pulang kampung, ada setidaknya tiga cara mudik yang diupayakan memberikan kenyamanan pemudik, ada program mudik gratis, kemudian lewat tol dan jalur Pantai Selatan (Pansela),”katanya dalam keterangannya, Rabu (6/6/2018) di Kota Semarang.
Secara umum, kata dia, kesiapan jalur mudik tahun 2018 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi jalan nasional pada tahun 2018, 90% dalam kondisi mantap. Untuk di Pulau Jawa memiliki 3 rute jalur mudik Jalan Nasional yang bisa menjadi pilihan pemudik selain Jalan Tol. Pertama adalah Pantura sepanjang 1.341 km, Lintas Tengah 1.197 km, dan Lintas Selatan 1.405 km.
“Untuk yang pertama, pemudik memanfaatkan mudik gratis, tercatat tahun 2018, Pemprov Jawa Tengah menyelenggarakan mudik gratis dengan Kereta Api dan Bus yang bisa mengangkut hampir 10 ribu penumpang dari Jakarta, Kementerian Perhuhubungan, BUMN dan Jasa Raharja Jawa Tengah juga menyediakan fasilitas mudik gratis dengan total angkutan hampir mencapai hampir 280 ribu penumpang,”jelasnya.
Fasilitas-fasilitas tersebut, kata Hadi, baiknya juga dimanfaatkan para pemudik agar meminimalisir angka kecelakaan dalam mudik maupun potensi kemacetan yang merugikan para pemudik.
Sebab, kata Hadi, menurut data Korlantas Mabes Polri, pemudik motor masih mendominasi kasus kecelakaan mudik lebaran pada tahun 2015, 2016 dan 2017. Pada mudik Lebaran 2017, ada 3.168 kecelakaan yang melibatkan 5.860 kendaraan pada pelaksanaan mudik 2017. Dari total kendaraan yang terlibat kecelakaan, 4.346 diantaranya adalah sepeda motor.
“Dengan dibukanya beberapa ruas tol ke arah Jateng kemudian adanya program mudik gratis harapannya akan mengurangi jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor. Penurunan jumlah pemudik dengan sepeda motor yang masuk dan atau melintasi Jawa Tengah tahun lalu harapannya akan semakin menurun pada tahun ini. Tentu para pemudik sepeda motor ini lebih memilih beralih menggunakan moda transportasi umum alih-alih menggunakan mobil pribadi,”ungkap politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Yang kedua, imbuh Hadi, adanya beberapa ruas tol baru terutama Trans Jawa cukup disambut antusias oleh pemudik. Hal ini terlihat dari peningkatan penggunaan mobil pribadi yang mencapai 41.91 persen. Sementara pemudik sepeda motor turun 0,29 persen.
“Pemberitaan tentang peresmian beberapa ruas tol Trans Jawa yang menghubungkan Jakarta-Surabaya pasti akan memantik rasa penasaran pemudik dari Jabodetabek. Namun, belum semua ruas tol berfungsi secara penuh. Masih ada beberapa ruas tol digunakan secara fungsional maupun digunakan satu arah,”katanya lagi.
Namun demikian, Hadi mewanti-wanti oenggunaan beberapa ruas tol yang masih fungsional ini wajib diantisipasi oleh pemudik terutama yang menggunakan kendaraan pribadi.
“Pemudik perlu hati-hati saat memasuki perbatasan Kendal-Batang karena jembatan Kalikuto yang ditargetkan selesai H-7 belum bisa dilewati sampai H-2. Pemudik harus keluar di underpass Gringsing, masuk jalur Pantura 500 meter lalu masuk tol lagi di Weleri,”ujarnya.
Sementara, imbuhnya, untuk tol Batang-Semarang baru bisa digunakan satu jalur untuk dua lajur mobil baik H-7 dari Barat ke Timur dan H+7 sebaliknya. Bahkan kecepatan yang disarankan sekitar 40 km/jam. Sedangkan pada ruas ini rest area cukup banyak dan ada depo BBM tiap 10 km.
“Pemudik perlu mewaspadai titik kemacetan di pintu tol Pemalang Barat dan Gandulan sebab ini jalur akhir tol berbayar Pejagan-Pemalang. Amat mungkin di pintu keluar tol, akan diberlakukan rekayasa lalu lintas oleh petugas. Sementara dari pintu keluar Gandulan sampai dengan Krapyak Junction dapat dilalui secara fungsional,”jelasnya lagi.
Menurut Hadi, pengguna mobil yang berencana melalui tol Trans Jawa perlu menyiapkan beberapa rencana. Jika terjadi kemacetan di beberapa titik, pemudik bisa segera keluar ke jalan Pantura atau jalan tengah yang sudah lebih kondusif.
Meski jalur tol Trans Jawa bisa menarik atensi pemudik, jangan lupakan jalur Pantura maupun Lintas Selatan yang sebenarnya dalam kondisi sangat siap dilalui pemudik. “Untuk ruas tol alternatif Pantura, meliputi Bantarsari-Ketanggungan-Slawi-Randudongkal-Bantarbolang-Kebonagung-Wonotunggal-Bawang-Sukorejo-Boja-Ungaran,”tandasnya.
Alternatif terakhir, ujar Hadi, adalah dengan memanfaatkan Jalur pantai selatan ( pansela) Jawa, utamanya pemudik yang menuju Purworejo, Magelang, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri sebaiknya mencoba Jalur Lintas Selatan dan jalan Selatan – Selatan.
“Dua jalur lawas ini sebenarnya tidak kalah dengan mudik jalur tol. Sekarang baik di jalur Utara maupun Selatan juga bermunculan banyak destinasi wisata baru, para pemudik bisa menikmati panorama pantai, sawah, dan pegunungan. Selain itu, bisa juga menjadi lokasi foto yang menarik (instagramable). Sebagai contoh di kawasan Pantai di Kebumen, Purworejo hingga Kulonprogo di DI Yogyakarta serta Pracimantoro di Wonogiri.
Secara khusus, dia juga menghimbau seluruh proses pekerjaan perbaikan jalan sudah selesai H-10 lebaran. Seluruh pekerjaan harus berhenti sementara dengan kepastian kondisi jalan sudah bersih dan tidak ada meterial sisa yang bisa menggangu para pemudik.
“Selain itu, harus dipastikan tidak ada perbedaan tinggi jalan antara ruas jalan yang sudah selesai diperbaiki dan yang belum selesai agar tidak membahayakan pengguna jalan yang melintas, terkait dengan material yang digunakan, terutama pada rencana pengerasan beberapa ruas tol fungsional harus dipastikan menggunakan material yang berkualitas dan sesuai spesifikasi yang telah ditentukan,”pungkasnya.