PADANG, Kabarberita.id – Pengamat Pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP) Dr. Darmansyah mengatakan menyontek merupakan sarana bertumbuhnya perilaku korup dikemudian hari.
“Saat seseorang sudah terbiasa menyontek maka tidak akan ada rasa bersalah di dalam dirinya lagi ketika melakukan hal itu,” katanya di Padang, Rabu.
Menurutnya saat baru mencoba menyontek rasa bersalah cukup besar, namun lama kelamaan akan hilang seiring dengan seringnya perbuatan itu dilakukan.
Ia mengingatkan menyontek merupakan mengambil hak orang lain atau perilaku curang dengan tujuan untuk mendapatkan nilai yang tinggi.
Perilaku menyontek ini, tambahnya dapat terus menerus mengakar dalam diri seseorang hingga dewasa dan menjadi bibit untuk menjadi koruptor. “Perilaku menyontek ini berbahaya dan dapat menjadi kebiasaan anak-anak,” sebutnya.
Ia mencontohkan ketika seorang anak yang sudah terbiasa menyontek, saat sudah dewasa dan mendapatkan jabatan yang cukup tinggi maka jika ia memiliki tujuan korupsi maka orang tersebut akan melakukan segala cara untuk mengelabui orang lain.
“Penelitian ini sudah ada dilakukan dan hendaknya dapat diantisipasi sejak dini,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi hal itu, katanya dibutuhkan peran besar dari guru di sekolah agar menanamkan rasa percaya diri kepada anak dengan hasil kerja pembelajaran masing-masing.
“Di rumah, orang tua juga harus menanamkan rasa percaya diri kepada anaknya,” tambahnya.
Kemudian ia juga mengimbau guru agar tidak mencap anak yang nakal sebagai murid yang bodoh agar rasa percaya dirinya tidak hilang dan pada akhirnya ketika ujian menyontek.
“Tidak ada anak yang bodoh, banyak anak-anak nakal yang memiliki otak cerdas namun memang diperlukan kesabaran untuk mendidiknya,” terangnya.
Selain itu ia menambahkan perilaku korupsi merupakan musuh bersama, apalagi di Indonesia, oleh karena korupsi masyarakat menjadi sengsara.