Berita  

George Weah, dari Pesepakbola Kini Jadi Presiden

MONROVIA, Kabarberita.id – Suporter AC Milan tentu ingat dengan nama George Weah. Ia menjadi ujung tombak salah satu klub raksasa Italia itu pada rentang 1995-2000 hingga menduduki peringkat pertama Liga Serie A pada 1996 dan 1999. Setelah pensiun, ia meniti karier politik dan memenangi pemilihan presiden Liberia pada akhir 2017 ini.

Teriakan khas suporter sepakbola emenuhi jalanan di kota Monrovia, ibukota Liberia. Mereka merayakan kemenangan calon presiden George Weah. Mantan bintang pesepak bola itu mengalahkan kandidat terkuat dalam pemilihan presiden Liberia, Wakil Presiden Joseph Boakai.

Weah meraup 61,5% suara ketika penghitungan mencapai 98,1% dari total suara pada Kamis (29/12/2017). Anggota National Elections Commition (NEC/ Komisi Pemilihan Negara), Jerome Korkoyah, menyebutkan penghitungan ini sudah berarti Weah akan menggantikan Ellen Johnson Sirleaf sebagai presiden pada pekan depan. Rencananya penuntasan perhitungan suara akan dilakukan pada Jumat ini (30/12/2017).

Pemilu Liberia akhir tahun ini digelar dua putaran. Pada Oktober lalu, Weah berhasil meraup suara 38,4% suara tapi gagal menembus syarat kemenangan 50%. Sedangkan Boakai menempelnya dengan meraup 28,8% suara.

Pelaksanaan pemilihan putaran kedua sempat tertunda beberapa kali karena beberapa partai politik mengajukan gugatan malpraktek dan pelanggaran ke pengadilan. Pencoblosan baru dapat dilakukan pada 26 Desember 2017 lalu.

Sosok Weah sangat berarti bagi banyak penduduk Liberia saat ini. Ia tumbuh di Clara Town, kawasan kumuh pinggiran Monrovia. Ketekunannya menti karier sepakbola membawanya ke Eropa untuk bermain di Klub AS Monaco Perancis pada 1988.

Performa brilian di lapangan membuat klub Paris Saint-Germain (PSG) mengontraknya pada 1990-an. Salah satu raksasa klub sepakbola Italia menggandengnya pada 1995, performa Weah kian garang hingga mendapat penghargaan Ballon D’Or pada 1995. Nelson Mandella menyebutnya sebagai ‘pride of Africa’.

Setelah gantung sepatu, ia mulai meniti karier politiknya dengan membentuk Partai Congress for Democratic Change. Perjalanan ini mengalami jatuh-bangun. Apalagi ia gagal duduk sebagai presiden Liberia pada Pemilu 2005.

Kini setelah 12 tahun berpolitik, kampanyenya untuk mengentaskan kemiskinan mulai mendapat sambutan. Salah seorang simpatisan partai-nya, Domah Johnson, berharap agar Weah melakukan perubahan besar.

“Saya tahu dia akan membuat Liberia kian baik. George akan memberdayakan pemuda, perempuan, dan akan membangun negeri ini,” ucapnya seperti dikutip dari The Guardian.

Namun pesta kemenangan ini tentunya bukan akhir tantangan Weah. Ia harus bekerja keras membangun negeri yang sudah lama terjebak dalam berbagai prahara itu. CNN mencatat 4,6 juta penduduknya telah terkoyak oleh perang saudara, virus ebola, korupsi, dan kegagalan demokrasi sejak 1944.

Baru pada 2006 lalu, presiden perempuan pertama Liberia, Ellen Johnson Sirleaf, berhasil menanamkan stabilitas negara. Sirleaf sendiri pernah menerima penghargaan Nobel pada Januari 2006. Kemiskinan masih merajalela di Liberia. Sebanyak 80 persen penduduknya hanya mampu hidup dengan 1,25 dollar AS per-hari. Ratusan ribu anak-pun masih tercatat keluar dari sekolah karena miskin. 

Tinggalkan Balasan