Jakarta, KabarBerita.id — Konflik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kembali memanas. PPP kubu Djan Faridz mengaku tidak bisa masuk ke dalam kantor DPP PPP, di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, karena dihalangi massa.
Hal itu disampaikan Wasekjen DPP PPP kubu Djan Faridz, Sudarto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (22/12).
“Secara legal kami lah yang seharusnya menempati kantor tersebut. Kami mengecam keras sikap kubu Romi yang membayar preman dan aparat kepolisian untuk membekingi kantor tersebut,” ujar Sudarto.
Sudarto mengatakan kekisruhan sempat terjadi di depan Gedung DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/12).
Saat itu pihaknya berniat bersilaturahim dengan pengurus PPP kubu Romahurmuziy alias Romi ditolak oleh orang yang mengaku berasal dari PPP kubu Romi.
Menurut dia, terlihat beberapa orang berbadan kekar tampak berjaga di sekitar halaman gedung PPP. Sementara beberapa tenda polisi dan kendaraan taktis kepolisian juga terparkir di sekitar gedung DPP.
Sudarto menegaskan bahwa orang-orang yang berada di gedung PPP itu bukanlah kader Partai berlogo Kabah, melainkan hanyalah preman bayaran.
“Bahkan ini keterlaluan menurut saya. Aparat pemerintah yang namanya kepolisian adalah aparat negara tapi berpihak dan melindungi preman,” kata Sudarto.