Bogor, KabarBerita.id – Presiden Joko Widodo mengumpulkan para kepala suku dan tokoh adat serta bangsawan keraton se-Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (15/11).
“Senang pagi ini bisa bertatap muka. Keragaman suku, agama, adat istiadat, budaya merupakan kekayaan, anugerah, dari Tuhan. Ini patut disyukuri,” kata Presiden, yang didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dalam audiensi dengan para kepala suku dan tokoh adat.
Sekitar 150-an kepala suku dan tokoh adat menghadiri audiensi dengan Presiden di Istana Bogor. Mereka mengenakan pakaian adat masing-masing. Sementara Presiden mengenakan baju tradisional Betawi.
Presiden mengatakan bahwa Indonesia memiliki 714 suku, sangat banyak kalau dibandingkan dengan jumlah suku yang dimiliki negara-negara lain.
“Paling dekat, misalnya Singapura, saya tanya ke Kedubes, ada empat suku di Singapura, kita 714. Terakhir ketemu dengan Presiden Afghanistan, ada tujuh suku di sana. Indonesia 714. Jadi tidak bisa dibandingkan, karena kita ini sangat besar sekali,” kata Jokowi.
Presiden mengatakan dia telah meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menjaga kekayaan negara yang seperti ini.
“Kalau misalnya ada rumah adat untuk renovasi, pemerintah sekarang punya anggaran untuk renovasi itu. Kalau rumah adat yang kira-kira anggarannya tidak banyak, bisa ke Kemendikbud. Kalau keraton yang gede, silakan ke Menteri PU. Insya Allah kita siap untuk merenovasi rumah-rumah adat, lembaga adat, akan kita jaga,” kata Presiden.
Dengan banyak suku yang ada di Indonesia, Presiden berharap untuk menjaga kerukunan dan kesatuan bangsa dan tidak mudah terpecah karena perbedaan pilihan politik.
“Saya berharap, jangan sampai karena perhelatan politik, karena pilihan bupati, gubernur, presiden, menjadikan kita tidak rukun. Sudahlah… kalau saya sampaikan, pilih pemimpin yang baik, setelah itu rukun kembali,” katanya.
Kepala Negara berpesan kepada para kepala suku dan tokoh adat agar ikut menjaga supaya perbedaan pilihan dalam pemilu tidak sampai menimbulkan rasa saling benci di antara saudara sebangsa dan se-Tanah Air.
“Perhelatan politik hanya lima tahun sekali, sudahlah… pilih pemimpin terbaik. Setelah itu sudah, kita rukun kembali,” katanya.
Presiden menghargai upaya para kepala suku dan tokoh adat dalam merawat, menjaga, memelihara adat istiadat dan budaya di daerah masing-masing.
“Pemerintah siap memfasilitasi setiap hal yang berkaitan dengan adat istiadat, budaya, renovasi rumah adat. Jangan sampai kita kehilangan kekayaan budaya kita karena kekayaan itulah yang nanti akan bisa menyejahterakan negara dan bangsa Indonesia,” kata Presiden.