Jakarta, KabarBerita.id — Sebanyak 59 warga di tiga desa di Kabupaten Belitung Timur mendapat bantuan untuk membuat rumah layak huni.
Bantuan rumah layak huni tersebut diperoleh melalui Bantuan Stimulan Rumah Swadaya Prasejahtera Individu (BSRSPI) di tahun 2022.
Para penerima BSRSPI ini terdiri dari 20 orang warga Desa Padang Kecamatan Manggar, 20 orang warga Desa Mentawak dan 19 orang warga Desa Senyubuk, Kecamatan Kelapa Kampit.
Setiap warga akan menerima bantuan pembangunan rumah layak huni tipe 36.
Setiap penerima akan memperoleh dana stimulus untuk pembangunan rumah sebesar Rp50 juta. Sebesar Rp30 juta berasal dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) dan Rp20 juta dari Dana Alokasi Khusus Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Saat Sosialisasi BSRSPI di Gedung Serba Guna Desa Padang, Kepala Dinas Perkim Kabupaten Belitung Timur, Ferry Irawan, mengemukakan, rincian penggunaan anggaran minimal 80 persen atau Rp 40 juta untuk pembelian material bahan bangunan.
“Pembelian material dilakukan oleh masyarakat dengan difasilitasi dan diverifikasi oleh Dinas Perkim dan tim teknis. Pembelian material dilakukan dengan cara ditransfer langsung ke toko bangunan yang telah dipilih,” jelas Ferry dalam rilis Diskominfo Belitung Timur yang diterima Posbelitungco.
Sedangkan sisanya Rp10 juta, bisa dialokasikan untuk upah kerja pembuatan bangunan. Namun bisa juga digunakan untuk menambah pembelian material, jika pemilik rumah sanggup untuk mengerjakan sendiri atau menambah biaya secara swadaya.
“Pembayaran upah dilakukan dua tahap. Pertama, saat fisik bangunan sudah mencapai 30 persen dan tahap kedua dibayarkan setelah bangunan selesai 100 persen,” imbuhnya.
Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Belitung Timur ini mengatakan, meski kegiatan BSRSPI dikerjakan secara swakelola oleh masyarakat dengan berswadaya, namun Dinas Perkim juga bekerja sama dengan Bank Sumsel Babel dan Toko Bangunan di Kecamatan Manggar dan Kelapa Kampit.
“Para penerima bantuan akan dibuatkan rekening bank untuk penyaluran bantuan. Jadi nanti bantuannya untuk upah tukang ditransfer ke rekening mereka. Sedangkan untuk material langsung dibayarkan ke toko bangunan,” kata Ferry.
Cukup untuk Buat Rumah Layak Huni
Program Bantuan Stimulan Rumah Swadaya Prasejahtera Individu (BSRSPI) merupakan bantuan pemerintah berupa stimultan untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah, untuk meningkatkan keswadayaan dalam pembangunan atau peningkatan kualitas rumah beserta prasarana, sarana dan utilitas umum.
Dengan bantuan sebesar Rp50 juta, diharapkan warga penerima dapat membangun rumah tipe 36, dengan satu kamar tidur, satu kamar mandi dan ruang keluarga.
Ditemui seusai acara pembukaan sosialiasi BSRSPI di Gedung Serba Guna Desa Padang, Kepala Desa Padang Kecamatan Manggar, Izhar, menyebut Rp50 juta sudah mencukupi untuk pembuatan rumah layak huni.
“Insyaallah sudah cukup untuk ukuran rumah layak huni. Kalau untuk rumah mewah memang tidak cukup,” ujar Izhar.
Apalagi, tenaga teknis lapangan dari Dinas Perkim Kabupaten Belitung Timur sudah membuatkan perencanaan untuk pembangunan rumah, sehingga penerima bantuan tidak perlu bingung untuk menghitung kebutuhan.
“Masyarakat tinggal mencari tukang yang dibutuhkan. Kita juga dari desa sangat terbantu dengan adanya program ini, untuk mengurangi rumah kurang layak. Apalagi Desa Padang yang berada di Kota Manggar jadi pemandangan kota akan lebih baik,” kata Izhar.
Sementara itu, Bupati Belitung Timur, Burhanudin, melalui Staf Ahli Bupati Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan, Erna Kunondo, mengingatkan, kepada warga yang mengikuti sosialisasi agar dapat serius untuk mengikuti kegiatan.
“Warga yang akan menerima dapat memahami secara utuh terkait dengan skema administrasi dan syarat, serta ketentuan yang harus dipenuhi. Silakan bertanya jika ada yang kurang mengerti,” kata Erna.
Dalam sambutannya, bupati juga berpesan agar dana bantuan yang diterima dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
“Tolong bijak dan arif dalam menggunakannya sesuai peruntukkannya, guna meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup bapak dan ibu sendiri,” kata Erna.