Jakarta, KabarBerita.id — Sebanyak 323 jemaah haji asal Mesir dilaporkan meninggal dunia saat menjalankan ibadah di Tanah Suci akibat cuaca panas ekstrem.
Para jemaah ini meninggal karena penyakit terkait suhu panas yang tinggi. Data ini diperoleh dari kamar mayat di rumah sakit di lingkungan Al-Muaisem, Makkah.
“Semuanya meninggal karena kepanasan, kecuali satu orang yang mengalami luka fatal dalam kerumunan kecil,” ujar seorang diplomat Arab kepada AFP, Rabu (19/6).
Selain Mesir, 60 jemaah haji asal Yordania juga dilaporkan meninggal. Negara lain seperti Indonesia, Iran, dan Senegal juga melaporkan kematian jemaah selama pelaksanaan haji tahun ini.
Secara keseluruhan, pemerintah Arab Saudi mencatat total kematian jemaah haji dari berbagai negara mencapai 577 orang.
Perubahan iklim semakin mempengaruhi pelaksanaan ibadah haji. Penelitian di Saudi yang diterbitkan bulan lalu menunjukkan bahwa suhu di wilayah tempat ibadah haji dilakukan meningkat sebesar 0,4 derajat Celsius.
Musim haji tahun ini di Arab Saudi mengalami cuaca panas ekstrem dengan suhu mencapai 45 hingga 48 derajat Celsius.
Otoritas Saudi mengimbau jemaah untuk mematuhi pedoman kesehatan yang telah ditetapkan, seperti membawa payung untuk menghindari paparan langsung sinar matahari, minum air dalam jumlah yang cukup, dan beristirahat di antara rangkaian ibadah agar tidak kelelahan.
Kementerian Kesehatan Saudi juga menganjurkan penggunaan alat penyemprot air kecil untuk mendinginkan wajah di suhu tinggi.
Petugas haji telah mengantisipasi panas ekstrem dengan memasang penyejuk udara yang menyemprotkan air di berbagai titik. Diharapkan, sistem ini membantu jemaah terhindar dari kepanasan dan mendapatkan kesegaran.