Berita  

Analisis BMKG Terkait Gempa Bumi 7 SR di Lombok

JAKARTA, Kabarberita.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa berkekuatan 7,0 scala richter (SR) di Lombok NTB merupakan aktivitas baru. Gempa tersebut berbeda dengan aktivitas gempa yang terjadi sebelumnya, yang terjadi pada 5 Agustus 2018 lalu.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter gempabumi M=6,9 yang terletak di ujung timur Pulau Lombok dan diikuti sebaran episenter gempa yang mengikutinya yang membentuk kluster episenter dengan sebaran ke arah timur hingga di sebelah utara Sumbawa Barat, maka dapat disimpulkan bahwa gempa yang terjadi merupakan aktivitas gempa baru yang berbeda dari gempa berkekutan M=7,0 yang terjadi pada 5 Agustus 2018,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam keterangan tertulis, Senin (20/8/2018).

Dwikorita menjelaskan, meski seluruh aktivitas gempa yang terjadi berkaitan dengan struktur geologi sesar naik Flores, namun antara gempa 7,0 SR pada 5 Agustus 2018 lalu, dan gempa 7,0 SR yang terjadi Minggu (18/8) sekitar pukul 21:56 WIB memiliki bidang deformasi yang berbeda.

“Hasil analisis mekanisme sumber gempabumi ini menunjukkan gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” katanya.

Menurut laporan masyarakat dan analisis peta guncangan, menunjukan bahwa guncangan dirasakan di daerah Lombok Utara dan Lombok Timur mencapai VI-VII MMI. Sementara itu di Lombok Barat, Mataram, Praya dan Sumbawa memiliki intensitas V-VI MMI.

“Guncangan juga dirasakan di Denpasar dan Waingapu dengan skala III-IV MMI, di Ruteng dengan skala II-III MMI, di Makassar I-II MMI,” ucapnya.

Skala intensitas VI-VII MMI artinya struktur bangunan standar dapat mengalami rusak sedang dan bangunan tidak standar dapat mengalami rusak sedang hingga berat. Sedangkan skala intensitas III-IV MMI artinya semua orang merasakan namun belum terjadi kerusakan, tapi dalam kondisi bangunan yang sudah terguncang beberapa kali bisa saja menimbulkan kerusakan.

“Hingga tanggal 20 Agustus 2018 pukul 01.25 WITA, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi 22 aktivitas gempa susulan (aftershock), diantaranya 3 gempabumi dirasakan. Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan